Sejumlah demonstran di Tbilisi, Georgia, pada Sabtu (30/11) malam menggunakan kembang api untuk melawan polisi antihuru-hara ketika mereka melancarkan protes di seluruh negara itu guna menentang keputusan pemerintah menangguhkan perundingan untuk bergabung dengan Uni Eropa. Ini merupakan demonstrasi malam ketiga secara berturut-turut.
Polisi membubarkan unjuk rasa di depan gedung parlemen dengan menggunakan gas air mata, namun sebagian pengunjuk rasa kembali melakukan demonstrasi di jalan-jalan terdekat.
Kementerian Dalam Negeri Georgia mengatakan lebih dari 100 pengunjuk rasa ditangkap ketika massa bentrok dengan polisi pada Jumat (29/11) malam.
Kemenangan yang disengketakan oleh partai berkuasa Georgian Dream dalam pemilihan parlemen tanggal 26 Oktober lalu telah memicu demonstrasi besar dan menyebabkan boikot oposisi terhadap parlemen. Hasil pemillihan parlemen itu telah secara luas dipandang sebagai referendum mengenai aspirasi Georgia untuk bergabung dengan Uni Eropa.
Pihak oposisi mengklaim bahwa pemungutan suara tersebut dicurangi dengan bantuan Rusia. [em/ab]