Presiden Iran Ebrahim Raisi, Senin(18/4), memperingatkan bahwa Israel akan menjadi sasaran angkatan bersenjata negaranya jika mengambil tindakan untuk melawan Teheran, meski sekecil apapun.
Raisi berbicara sewaktu pembicaraan mengenai kesepakatan untuk mengendalikan kemampuan nuklir Iran, yang menurut Teheran digunakan untuk tujuan damai, menghadapi kebuntuan di Wina.
Israel menentang kesepakatan itu, dengan mengatakan bahwa itu tidak cukup untuk mengekang program nuklir Iran atau kegiatan militernya di Timur Tengah. Para pejabat Israel mengatakan mereka secara sepihak akan melakukan apapun yang diperlukan untuk melindungi negara mereka.
Raisi mempersoalkan Israel dalam pidatonya di parade tahunan angkatan bersenjata Iran. ''Jika ada tindakan melawan Iran, meski kecil sekalipun, pusat rezim Zionis akan menjadi sasaran angkatan bersenjata kami,'' kata Raisi, mengacu pada Tel Aviv.
Raisi tidak merinci lebih jauh pernyataannya itu tetapi mengatakan Iran mengawasi setiap langkah Israel secara saksama.
Iran tidak mengakui Israel sejak Revolusi Islam 1979 yang menggulingkan pemerintahan pro-Barat dan membawa kelompok Islamis ke tampuk kekuasaan. Iran mendukung kelompok-kelompok militan anti-Israel seperti Hamas dan Hizbullah.
Raisi mengatakan bahwa militer Iran adalah kekuatan pencegah. Ia mengatakan militernya telah berhasil meningkatkan kemampuannya meskipun bertahun-tahun menghadapi sanksi terhadap negara itu atas program nuklir Teheran. Parade militer Iran Senin memamerkan jet tempur, helikopter, pesawat nirawak dan sistem pertahanan udara serta tank militer, misil, dan kapal angkatan laut.
Israel dalam beberapa tahun terakhir meningkatkan hubungan dengan negara-negara tetangga Arab-nya di Teluk Persia, yang telah membuat marah para pemimpin Iran. Teheran juga menyalahkan Israel atas sabotase situs nuklirnya dan pembunuhan ilmuwan nuklirnya.
Kesepakatan nuklir runtuh empat tahun lalu ketika mantan Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dan menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran. Sementara itu, Iran telah memperluas program nuklirnya.
Badan-badan intelijen AS dan IAEA meyakini bahwa Iran memiliki program nuklir militer terorganisir hingga tahun 2003. Iran menegaskan program nuklirnya bertujuan untuk menghasilkan tenaga listrik dan untuk tujuan medis. [ab/uh]