Telepon Genggam Ujung Tombak Program KB di Kongo

Di berbagai negara berkembang, pelayanan kesehatan dapat dilakukan lewat telepon genggam. Program keluarga berencana di Republik Demokratik Kongo kini juga tersedia melalui sebuah 'hotline' atau layanan telpon langsung.

Mengirim dan menerima uang melalui SMS, mengetahui harga terbaru suatu komoditi tertentu atau sekedar berbagai cerita dengan orang yang kita sayangi di rumah. Ini adalah beberapa hal yang telah mengubah kehidapan orang-orang di negara berkembang lewat penggunaaan telepon genggam. Satu hal lagi adalah e-health, atau pelayanan kesehatan elektronik.

Salah satu contoh pelayanan e-health ini adalah 'hotline' atau nomor telpon yang dapat dihubungi, seperti yang dapat dilakukan di Republik Demokratik Kongo. Para penelpon bisa memperoleh informasi tentang program keluarga berencana dan cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Para penelepon dapat berbicara secara pribadi dengan pakar tentang penggunaaan kontrasepsi atau tentang klinik-klinik kesehatan. Lembaga nirlaba Population Services International yang bekerja sama dengan Association de Sante Familiale (Asosiasi Kesehatan Keluarga) meluncurkan pelayanan ini pada tahun 2005. Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) membiayai program ini. Lewat sebuah kesepakatan dengan perusahaan Vodacom, pelayanan ini gratis untuk para penelpon. Jamaica Corker yang bekerja di Population Services International, berbicara kepada VOA melalui ponselnya dari Kongo.

“Hotline ini telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengambil keuntungan dari teknologi telpon genggam, sehingga program keluarga berencana terjangkau oleh orang di daerah-daerah terpencil. Negara ini sebesar Eropa Barat, jadi kami tidak bisa berada di semua tempat pada waktu yang bersamaan. Hotline ini memberi kesempatan bagi siapa saja untuk menelpon kami dimanapun mereka berada dan menanyakan tentang informasi yang kami sediakan, meskipun kami tidak dapat memberikan pelayanan ini secara langsung,” jelas Corker.

Jamaica Corker mengatakan lebih dari 2000 orang menelpon hotline ini pada tahun 2008. Lebih dari 80 persen penelpon adalah pria. Corker mengatakan ini karena kebanyakan pemilik telpon genggam adalah pria.