Tenda-tenda putih yang digunakan Austria untuk menampung para pencari suaka di beberapa kota telah menuai teguran dari para pembela hak-hak pengungsi dan kritikus, sementara membangkitkan kenangan akan krisis migran pada tahun 2015.
Kedatangan migran ke negara ini meningkat, tetapi tidak seperti tujuh tahun lalu, sebagian karena kontrol perbatasan yang lebih ketat yang diterapkan oleh pemerintah konservatif.
Sekarang setelah tempat-tempat penampungan federal penuh, pihak berwenang mendirikan 40 tenda, masing-masing menampung hingga delapan orang, di tiga titik dekat perbatasan Austria dengan Jerman dan dua titik lainnya di dekat Slovenia.
Langkah itu telah memicu keprihatinan, debat politik dan tuduhan perlakuan tidak manusiawi.
Kelompok-kelompok pendukung pengungsi terkemuka menerbitkan surat terbuka kepada pemerintah pekan lalu yang pada intinya mendesak pihak berwenang untuk berusaha lebih baik dalam mengurus perumahan para pencari suaka.
"Para pengungsi di Austria harus tinggal di tenda. Tidak ada yang menginginkan itu dan akomodasi yang tidak manusiawi ini benar-benar dapat dihindari," kata mereka.
Seorang pengungsi berusia 19 tahun dari Suriah, Khaled, mengatakan kepada harian Die Presse di kota kecil Sankt Georgen im Attergau di Austria Barat: "Di malam hari dingin... Kami kedinginan di sini."
Di Sankt Georgen im Attergau, kehadiran 17 tenda itu belum sepenuhnya diterima.
Wali kotanya yang konservatif, Aigner Ferdinand, menggemakan suara-suara kelompok-kelompok pembela pengungsi yang keberatan menempatkan pengungsi dalam tenda pada saat musim dingin.
Tetapi ia juga memahami "ketakutan" yang diungkapkan oleh beberapa penduduk setempat saat melihat sekelompok pemuda migran berdatangan.
Situasi mirip dengan perdebatan yang muncul dalam beberapa tahun terakhir di Jerman setelah kedatangan hampir satu juta warga Suriah yang melarikan diri dari perang serta warga Afghanistan atau Irak.
Oposisi sayap kanan Partai Kebebasan (FPOe) ingin negara itu berhenti menerima pencari suaka sama sekali.
"Anda secara sadar telah membawa negara kita ke dalam jenis bencana yang sama seperti yang kita lihat pada tahun 2015 dan itu hanya akan menjadi lebih buruk," ungkap pemimpin FPOe Herbert Kickl.
Pemerintah Austria membantah telah mengambil langkah tidak manusiawi terhadap para pengungsi. "Ini adalah tindakan darurat jangka pendek untuk meningkatkan kapasitas kami dari hari ke hari," kata Thomas Fussenegger, juru bicara badan federal yang bertanggung jawab dalam urusan pengungsi, kepada AFP. [ab/uh]