Militer Israel pada Rabu (13/12) mengumumkan kematian 10 tentaranya dalam pertempuran di bagian utara Jalur Gaza, ketika mereka melancarkan serangan dalam kampanyenya untuk melenyapkan kelompok militan Hamas.
Militer Israel mengatakan telah menyerang lebih dari 250 sasaran selama sehari terakhir. Serangan udara Israel termasuk menghantam apa yang militer sebut merupakan tim yang bersiap meluncurkan roket ke Israel.
Selama operasi di Gaza, pasukan Israel menemukan mayat dua orang yang disandera selama serangan Hamas pada bulan Oktober yang kemudian memicu tanggapan militer Israel. Seorang juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Hamas menawan para sandera di bawah tanah di bagian-bagian Gaza yang padat, membuat upaya penyelamatan menjadi rumit. Namun, ia mengatakan Israel tidak akan tergoyahkan dalam misinya untuk membebaskan setiap sandera.
Pertempuran yang terus berlanjut terjadi di tengah peringatan baru mengenai dampak perang terhadap warga sipil Palestina di Gaza.
“Namun tragisnya, kami memperkirakan akan lebih banyak lagi kematian dan penderitaan warga sipil serta pengungsian lebih lanjut yang mengancam wilayah tersebut,” kata kepala badan pengungsi PBB Filippo Grandi pada Rabu.
Paus Fransiskus mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata, sambil menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.
Sementara itu, sebagai tanda bahwa AS semakin khawatir atas besarnya korban sipil akibat kampanye militer Israel di Gaza, Presiden Joe Biden menyampaikan teguran terbukanya kepada PM Benjamin Netanyahu pada Selasa, meskipun ia mempertahankan dukungan kuatnya untuk Israel. [uh/ab]