Tentara Kongo: Kelompok Pemberontak Membantai 50 Warga Sipil

Sejumlah warga Kongo berdemo menentang penempatan tentara regional di negaranya yang mereka sebut tidak efektif dalam menangani kelompok pemberontak di Kivu Utara dalam aksi protes di Kongo pada 1 Desember 2022. (Foto: Reuters/Arlette Bashizi)

Angkatan bersenjata Republik Demokratik Kongo pada Kamis (1/12) mengatakan kelompok pemberontak M23 dan sekutu mereka telah membunuh 50 warga sipil dalam pembantaian yang terjadi di Kota Kishishe pada minggu ini. Pernyataan itu langsung dibantah oleh M23.

Tentara Kongo dan M23, milisi pimpinan etnis Tutsi, terlibat dalam pertempuran selama berbulan-bulan di wilayah timur negara yang bergolak itu. Masing-masing pihak saling tuduh telah memulai serangan.

BACA JUGA: Warga Kongo Sambut Hati-hati Gencatan Senjata dengan Pemberontak

“Gerakan M23 menolak tuduhan tak berdasar bahwa pihaknya telah melakukan pembantaian di Kishishe,” kata juru bicara politik kelompok itu, Lawrence Kanyuka, dalam sebuah pernyataan.

“M23 mengingatkan masyarakat internasional dan nasional bahwa mereka tidak pernah menarget penduduk sipil,” katanya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan seorang diplomat Amerika Serikat juga mengatakan mereka memiliki informasi tentang pembunuhan warga sipil pada Selasa (29/11) di Kishishe, provinsi Kivu Utara, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Keduanya menyerukan penyelidikan atas aksi tersebut.

“Kami sangat sedih atas pembantaian warga sipil di Kishishe, yang bisa menjadi kejahatan perang,” kata Stephanie Miley, kuasa usaha kedutaan AS di Kinshasa, lewat akun Twitternya.

BACA JUGA: Uganda akan Kirim 1.000 Tentara ke Kongo untuk Lawan Pemberontak M23

Seorang juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan PBB telah menerima laporan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dalam bentrokan antara M23 dan milisi lokal di Kishishe, yang mencakup banyak korban sipil.

Para pakar dari Kongo maupun PBB mengatakan negara tetangga Rwanda mendukung M23, tuduhan yang secara konsisten dibantah oleh Rwanda. [lt/ka]