Tentara Korea Utara Luka-luka Serius dalam Upaya Pembelotan

Tentara Korea Utara berbaris dalam kunjungan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop ke desa perbatasan Panmunjom di Paju, Korea Selatan, 12 Oktober 2017. (Foto: dok).

Seorang tentara Korea Utara ditembak beberapa kali oleh rekan-rekannya ketika ia membelot ke Korea Selatan, Senin (13/11).

Sebuah pernyataan oleh Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa pimpinan Amerika, yang memantau Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea, mengatakan tentara tersebut memacu kendaraan menuju perbatasan yang dijaga ketat ketika salah satu roda kendaraan terperosok ke selokan. Prajurit itu meninggalkan mobil dan berlari ke perbatasan, sementara dihujani oleh sedikitnya 40 peluru oleh rekan-rekan yang ditinggalkannya. Dia menderita sedikitnya enam luka tembak.

Pembelot itu berhasil mencapai Joint Security Area atau Area Keamanan Bersama (JSA) dalam DMZ dan berlindung di balik sebuah bangunan. Dia kemudian diselamatkan oleh tentara Korea Selatan dan Amerika, dan diangkut dengan helikopter ke Rumah Sakit Universitas Ajou di Suwon, di mana dia menjalani operasi untuk luka-lukanya. Salah seorang dokter yang merawatnya, Lee Guk-jong, mengatakan bahwa kondisi tentara itu “sangat serius” dan prospeknya tidak jelas.

Seorang juru bicara militer Korea Selatan mengatakan bahwa tentara Korea Selatan maupun Amerika tidak membalas tembakan tentara Korea Utara dalam insiden tersebut, yang terjadi di tengah ketegangan yang semakin memburuk di semenanjung Korea karena meningkatnya ancaman Pyongyang yang melibatkan program pengembangan nuklir dan rudal balistiknya.

Ini adalah insiden penembakan pertama di DMZ sejak 1984, ketika kedua pihak baku tembak selagi seorang warga Soviet melintasi perbatasan untuk membelot ke Korea Selatan.

Seorang tentara Korea Utara menyeberangi JSA untuk membelot pada tahun 1998, dan seorang tentara lainnya membelot di sana pada tahun 2007. [lt]