Angkatan darat Mesir telah menempatkan tank-tank di luar istana presiden di Kairo pasca tewasnya tiga demonstran, Rabu (5/12).
Para saksi di Kairo mengatakan angkatan darat Mesir telah menempatkan tank-tank di luar istana presiden, beberapa jam setelah tiga pengunjuk rasa ditembak mati di ibukota Mesir dalam bentrokan antara penentang dan pendukung Presiden Mohamed Morsi. Lebih dari 300 orang luka-luka dalam kekerasan dua hari ini.
Wartawan VOA Elizabeth Arrott yang melaporkan dari lokasi tersebut mengatakan kekerasan mulai hari Rabu (5/12) saat para pendukung Islamis Morsi menyerang demonstran oposisi yang marah karena dekrit presiden yang dikeluarkan bulan lalu. Mandat itu memberi kepada Morsi kekuasaan yang sangat besar yang menempatkannya di atas wewenang judikatif.
Arrot mengatakan sebagian besar pendukung presiden dalam kota yang dilanda pertentangan itu adalah pria berjanggut, ciri khas para anggota Ikhwanul Muslimin, sementara penentang presiden tampak lebih muda dan sebagian dari mereka perempuan. Media barat juga melaporkan serangan terhadap wartawan oleh para pendukung Ikhwanul Muslim.
Insiden di luar istana presiden itu merupakan bentrokan yang pertama kalinya antara kelompok-kelompok politik yang bersaing di Mesir sejak merebaknya aksi protes tahun lalu yang menggulingkan mantan otoriter Presiden Hosni Mubarak.
Sementara itu, tiga lagi penasehat presiden mengumumkan peletakan jabatan mereka sebagai protes atas dekrit Morsi yang memperbesar kekuasaannya. Lima dari ke-17 penasehat presiden telah mengundurkan diri sejak tanggal 22 November.
Protes telah menyebar ke kota-kota lain Mesir, dan kantor-kantor Ikhwanul Muslim Morsi dibakar di Ismailia dan Suez.
Wartawan VOA Elizabeth Arrott yang melaporkan dari lokasi tersebut mengatakan kekerasan mulai hari Rabu (5/12) saat para pendukung Islamis Morsi menyerang demonstran oposisi yang marah karena dekrit presiden yang dikeluarkan bulan lalu. Mandat itu memberi kepada Morsi kekuasaan yang sangat besar yang menempatkannya di atas wewenang judikatif.
Arrot mengatakan sebagian besar pendukung presiden dalam kota yang dilanda pertentangan itu adalah pria berjanggut, ciri khas para anggota Ikhwanul Muslimin, sementara penentang presiden tampak lebih muda dan sebagian dari mereka perempuan. Media barat juga melaporkan serangan terhadap wartawan oleh para pendukung Ikhwanul Muslim.
Insiden di luar istana presiden itu merupakan bentrokan yang pertama kalinya antara kelompok-kelompok politik yang bersaing di Mesir sejak merebaknya aksi protes tahun lalu yang menggulingkan mantan otoriter Presiden Hosni Mubarak.
Sementara itu, tiga lagi penasehat presiden mengumumkan peletakan jabatan mereka sebagai protes atas dekrit Morsi yang memperbesar kekuasaannya. Lima dari ke-17 penasehat presiden telah mengundurkan diri sejak tanggal 22 November.
Protes telah menyebar ke kota-kota lain Mesir, dan kantor-kantor Ikhwanul Muslim Morsi dibakar di Ismailia dan Suez.