Pasukan militer Rusia telah menguasai area pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, yang terletak di Enerhodar, tenggara Ukraina, kata pemerintah negara bagian itu, Jumat (4/3).
"Petugas operasional sedang memantau kondisi unit daya pada PLTN," katanya di media sosial, mengutip inspektorat nuklir Ukraina.
Ia mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa PLTN beroperasi sejalan dengan persyaratan keselamatan.
Ukraina mengatakan pasukan Rusia menyerang pabrik pada Jumat (4/3) dini hari, membakar fasilitas pelatihan lima lantai yang berdekatan.
BACA JUGA: Rusia Sasar PLTN Zaporizhzhia di UkrainaMenteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan pada Kamis (3/3) bahwa reaktor di pembangkit listrik Zaporizhzhia "dilindungi oleh struktur penahan yang kuat dan reaktor sedang ditutup dengan aman.”
Reuters mengutip Granholm di Twitter melaporkan bahwa ia telah berbicara dengan Menteri Energi Ukraina tentang situasi di PLTN. Dia mengatakan tidak ditemukan radiasi yang tinggi di dekat fasilitas itu.
Sementara itu Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin membahayakan seluruh Eropa pada Jumat, setelah memerintahkan pasukan Rusia menyerang PLTN di Ukraina.
"Perdana Menteri mengatakan tindakan sembrono Presiden Putin sekarang dapat secara langsung mengancam keselamatan seluruh Eropa," menurut pernyataan Downing Street, menambahkan bahwa Johnson akan mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB dalam beberapa jam mendatang, sebagaimana dikutip dari AFP.
Tidak Ada Kebocoran Radiasi
Inspektorat nuklir Ukraina menyatakan tidak ada kebocoran radiasi di PLTN itu dan menambahkan bahwa personel fasilitas tersebut terus mengoperasikan PLTN itu secara aman. Para pejabat Ukraina menyatakan para petugas pemadam mampu mengendalikan kebakaran di fasilitas tersebut.
Enerhodar adalah kota tempat penghasil energi penting yang terletak di dekat Sungai Dnieper, hampir 700 kilometer sebelah tenggara Kyiv. Fasilitas ini memproduksi sekitar 25 persen listrik untuk Ukraina.
Presiden Joe Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan menerima kabar terbaru mengenai kebakaran di PLTN itu, menurut pernyataan Gedung Putih yang dirilis pada Kamis (3/3)larut malam.
Pemerintahan Biden telah meminta 10 miliar dolar dana tambahan dari Kongres untuk “memberikan tambahan bantuan kemanusiaan, keamanan dan ekonomi di Ukraina dan kawasan tetangganya dalam beberapa hari dan pekan mendatang,” kata pernyataan dari Shalanda Young, penjabat direktur Kantor Manajemen dan Anggaran. Dana tersebut, ujarnya, akan mencakup peralatan pertahanan, bantuan pangan darurat, pengerahan pasukan AS ke negara-negara tetangga dan penegakan sanksi yang lebih kuat. [ah/rs] [uh/ab]