Warga wilayah kesukuan Pakistan baratlaut mengungsi karena takut terjebak operasi terbaru militer untuk mengusir gerilyawan keluar dari wilayah itu.
Puluhan ribu perempuan dan anak-anak Pakistan meninggalkan rumah mereka di kawasan perbatasan dekat Afghanistan. Banyak diantara mereka mengungsi ke kamp Jalozai yang dikelola Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dekat Peshawar.
"Yang kami lihat adalah peningkatan cukup tajam jumlah orang yang datang. Menurut saya, ini mengejutkan orang-orang dan UNHCR," ujar jurubicara UNHCR Tim Irwin. "Orang-orang yang mendekati staf UNHCR di Peshawar ini mengatakan, mereka mendapat saran dari pejabat militer untuk meninggalkan wilayah itu," ungkapnya.
Menurut UNHCR, lebih dari 101 ribu orang telah mengungsi ke kamp itu sejak awal tahun, sebagian besar mereka dari Khyber Agency. Tapi Irwin mengatakan hampir separuh mereka datang hanya dalam dua minggu ini. Kamp Jalozai kini menerima hampir 2.000 keluarga sehari, menjadikannya kamp pengungsi terbesar di Pakistan.
Menurut UNHCR, mereka bekerja sama dengan pemerintah Pakistan dan organisasi lain untuk menyediakan makanan dan kebutuhan lain, dan mengatakan kamp itu siap menampung lebih banyak orang, jika mereka datang. "Situasi kini sangat terorganisasi dengan baik. Saya lihat operasi kamp Jalozai ini cukup efisien," ungkap Irwin.
Ada kemungkinan lebih banyak warga Pakistan akan datang. Pejabat-pejabat Pakistan melaporkan pertempuran lebih hebat hari Jumat, mengatakan militan telah kembali menelan banyak korban. Bentrokan itu terjadi akibat operasi pembersihan militer di daerah Balaras dan Khadezai di Orakzai Agency, menyebabkan 35 militan dan seorang petugas keamanan tewas.
Walau ada kekerasan, menurut UNHCR, tidak tampak kepanikan luar biasa dari warga Pakistan, yang hanya mencoba terhindar dari segala kemungkinan.
"Yang kami lihat adalah peningkatan cukup tajam jumlah orang yang datang. Menurut saya, ini mengejutkan orang-orang dan UNHCR," ujar jurubicara UNHCR Tim Irwin. "Orang-orang yang mendekati staf UNHCR di Peshawar ini mengatakan, mereka mendapat saran dari pejabat militer untuk meninggalkan wilayah itu," ungkapnya.
Menurut UNHCR, lebih dari 101 ribu orang telah mengungsi ke kamp itu sejak awal tahun, sebagian besar mereka dari Khyber Agency. Tapi Irwin mengatakan hampir separuh mereka datang hanya dalam dua minggu ini. Kamp Jalozai kini menerima hampir 2.000 keluarga sehari, menjadikannya kamp pengungsi terbesar di Pakistan.
Menurut UNHCR, mereka bekerja sama dengan pemerintah Pakistan dan organisasi lain untuk menyediakan makanan dan kebutuhan lain, dan mengatakan kamp itu siap menampung lebih banyak orang, jika mereka datang. "Situasi kini sangat terorganisasi dengan baik. Saya lihat operasi kamp Jalozai ini cukup efisien," ungkap Irwin.
Ada kemungkinan lebih banyak warga Pakistan akan datang. Pejabat-pejabat Pakistan melaporkan pertempuran lebih hebat hari Jumat, mengatakan militan telah kembali menelan banyak korban. Bentrokan itu terjadi akibat operasi pembersihan militer di daerah Balaras dan Khadezai di Orakzai Agency, menyebabkan 35 militan dan seorang petugas keamanan tewas.
Walau ada kekerasan, menurut UNHCR, tidak tampak kepanikan luar biasa dari warga Pakistan, yang hanya mencoba terhindar dari segala kemungkinan.