Belum lama ini, Komisaris National Football Association (NFL), yaitu Roger Goodell menolak teori konspirasi seputar penyanyi Taylor Swift dan hasil Superbowl, dan menyebutnya sebagai “omong kosong.”
Seperti diketahui, penyanyi Taylor Swift dikabarkan tengah berpacaran dengan atlet football, Travis Kelce dari tim Kansas City Chiefs. Hal ini menjadi sorotan publik ketika Taylor sering terlihat hadir di pertandingan football Kansas City Chiefs untuk mendukung Travis.
Roger Goodell menepis teori konspirasi bahwa hubungan Taylor Swift dengan Travis Kelce sudah diatur.
Kritikus sayap kanan mengatakan hubungan mereka adalah bagian dari konspirasi untuk mencurangi hasil Superbowl dan membantu agar Presiden Amerika Serikat Joe Biden terpilih kembali.
"Tidak mungkin saya menulis skenario tentang itu, atau siapa pun di kantor kami. (Taylor Swift) adalah penampil yang luar biasa. Dia tahu hiburan yang bagus. Saya pernah berkesempatan untuk menghadiri dua konsernya Taylor bersama istri dan putri-putri kami. Dia adalah yang terbaik dari yang terbaik. Dan dengan dia datang ke pertandingan NFL, tidak lain adalah hal yang positif." kata Roger Goodell kepada Associated Press.
Lewat wawancara dengan media, Travis Kelce juga sempat berkomentar mengenai kehadiran Taylor Swift di pertandingan football NFL.
"(Taylor) benar-benar membawa banyak wajah baru ke pertandingan dan ini menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan. Dia tampaknya menikmati pertandingan-pertandingan ini dan dia adalah bagian dari ‘Chiefs Kingdom’ saat ini. Sangat menyenangkan melihatnya menikmati pertandingan football, mengingat bahwa ini merupakan hal yang baru dalam hidupnya," ujar Travis Kelce.
Teori Konspirasi
Kisah cinta Taylor Swift dan Travis Kelce telah berubah secara tak terduga menjadi teori konspirasi politik setelah tim Kansas City Chiefs maju ke Super Bowl.
Banyak sekali rumor tak berdasar yang muncul di media sosial – terutama, gagasan bahwa dia dan pacarnya yang telah dua kali menjadi juara Super Bowl pada tahun 2020 dan 2023 adalah aset utama dalam sebuah rencana rahasia untuk membantu Presiden Joe Biden terpilih kembali pada 2024.
Tokoh politik dan media dari sayap kanan, termasuk mantan kandidat presiden dari Partai Republik, Vivek Ramaswamy, aktivis politik Laura Loomer dan pembawa acara One America News Network, Alison Steinberg, telah memperkuat tuduhan tersebut.
Klaim tersebut mungkin mencerminkan ketakutan kelompok sayap kanan bahwa sosok yang terkenal seperti Taylor Swift, yang Eras Tour-nya merupakan tur pertama yang melampaui angka miliaran dolar, dapat memengaruhi pemilihan presiden jika ia mendesak banyak penggemarnya untuk memilih satu arah.
Taylor dan Travis pernah membuat pernyataan publik tentang politik dan isu-isu lain yang membuat mereka berselisih dengan kelompok sayap kanan.
Taylor Swift mematahkan penolakannya yang sudah lama ada untuk membahas pandangan politiknya pada 2018 ketika dia mengumumkan melalui postingan Instagram bahwa dia akan memilih kandidat Senat Demokrat dari Tennessee, Phil Bredesen, dan petahana DPR dari Partai Demokrat, Jim Cooper.
Dia juga mengecam kebijakan AS saat itu. Dia juga menentang anggota Partai Republik pada waktu itu, Marsha Blackburn, mengutip penentangan Blackburn terhadap hak-hak LGBTQ+ tertentu dan suaranya yang menentang pengesahan ulang Undang-Undang Kekerasan Terhadap Perempuan pada 2013. Marsha Blackburn memenangkan pemilihan di Senat pada waktu itu.
Pada 2020, Taylor mendukung Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris dalam sebuah wawancara dengan V Magazine, dengan menyatakan bahwa “di bawah kepemimpinan mereka, saya yakin Amerika memiliki peluang untuk memulai proses penyembuhan yang sangat dibutuhkannya.”
Travis Kelce menghadapi kritik pada September karena tampil dalam iklan yang mempromosikan vaksin flu dan COVID-19 dosis ganda, seperti yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika.
Iklan tersebut merupakan bagian dari kemitraan dengan Pfizer, perusahaan farmasi yang mengembangkan vaksin sebagai respons terhadap pandemi, yang bertolak belakang dengan pemikiran para aktivis anti-vaksin dan penganut teori konspirasi.
Your browser doesn’t support HTML5
Tahun ini Super Bowl ke-58 akan diselenggarakan di Allegiant Stadium, di Las Vegas, tepatnya tanggal 11 Februari. Kansas City Chiefs bertekad untuk memenangkan gelar Super Bowl berturut-turut untuk pertama kalinya sejak New England Patriots melakukannya pada 2003 dan 2004. Sedangkan bagi San Francisco 49ers, ini akan menjadi penampilan Super Bowl yang ke-8. [di/lt]