Seorang pejabat Badan Urusan Cuaca Amerika, Senin (21/12), mengatakan gunung berapi Kilauea di Pulau Besar (Big Island) Hawaii erupsi dan mengeluarkan awan uap ke atmosfer selama sekitar satu jam.
Letusan di dalam kawah Halema'uma'u itu dimulai Minggu (20/12) malam.
Gunung berapi ini terletak di Taman Nasional Gunung Api Hawaii.
Seorang pakar ramalan cuaca senior di Badan Urusan Cuaca di Hawaii mengatakan aliran lava baru telah berinteraksi dalam genangan air di dalam kawah dan menyebabkan erupsi kecil, tapi cukup kuat. Semua air menguap keluar dari danau di kawah itu dan awan uap melonjak sekitar sembilan kilometer ke atmosfer.
Badan Urusan Cuaca di Hawaii telah mengeluarkan peringatan abu gunung berapi, yang jika terpapar luas akan menimbukan iritasi mata dan gangguan pernafasan. Ditambahkan, letusan telah mereda, tetapi “awan uap tingkat rendah” masih tersisa di kawasan itu.
Pejabat Badan Survei Geologi Amerika (U.S. Geological Survey/USGS) mengatakan kepada Hawaii News Now bahwa ada laporan tentang semburan lava sekitar 50 meter ke langit. Juru bicara Badan Pemantau Gunung Berapi Hawaii, David Phillips, mengatakan badan itu sedang memantau situasi.
“Kami akan mengeluarkan pemberitahuan lebih lanjut tentang Kilauea dan perubahan gunung-gunung berapi lain di Hawaii,” ujarnya.
Gempa bumi berkekuatan 4,4 terjadi sekitar satu jam setelah erupsi gunung itu.
USGS mengatakan menerima lebih dari 500 laporan warga yang merasakan gempa bumi, tetapi tidak melihat adanya kerusakan gedung dan struktur lain yang signifikan.
Erupsi Kilauea pada 2018 menghancurkan lebih dari 700 rumah dan lahar yang dihasilkan dapat menampung 320.000 kolam renang ukuran Olimpiade. Satu daerah yang luasnya mencapai lebih dari separuh Manhattan terkubur lava setinggi 24 meter. Lava ini mengalir hingga empat bulan. [em/pp]