Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah menerima proposal rencana investasi dari Tesla hari Kamis (4/2) dan kini sedang mempelajarinya. Pemerintah siap melakukan pertemuan bersama pihak Tesla minggu depan.
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto menyampaikan hal ini dalam konperensi pers virtual hari Jumat (5/2).
“Proposal Tesla sudah diterima kemarin pagi dan sudah dipelajari secara internal. Minggu depan kita akan ketemu mereka untuk mendapat penjelasan secara resmi dan langsung terkait proposla yang diajukan. Saya tidak bisa membuka isinya karena dari pihak mereka juga sangat sensitif, artinya mereka tidak ingin hal ini dibuka dulu pada publik,” ujar Seto.
Lebih jauh ia mengatakan memahami sikap Tesla itu karena “satu, mereka adalah perusahaan publik dan sangat strict (tegas.red) sekali pada hal-hal seperti itu. Kedua, proposal Tesla ini berbeda dengan yang lain, misalnya yang diajukan CATL dan LG Chemical. Jika saya lihat sepintas, based-technology yang digunakan memang agak berbeda. Kami sendiri sangat excited bisa bekerjasama dengan Tesla.”
BACA JUGA: Perusahaan CATL China Berencana Bangun Pabrik Baterai Lithium di IndonesiaSetelah CATL dan LG, Kini Tesla
CATL atau Contemporary Amperex Technology adalah produsen baterai lithium asal China yang berencana membangun pabrik baterai lithium untuk kendaraan listrik di Indonesia. Rencana pembangunan bernilai $5 miliar yang telah ditandatangani dengan BUMN, PT Aneka Tambang itu, memastikan bahwa 60 persen produksi akan dilakukan di Indonesia dalam bentuk baterai kemasan.
Dalam konperensi pers pertengahan Desember lalu, Seto mengatakan pabrik baru CATL itu akan memulai produksi pada tahun 2024. Namun ia belum merinci lebih jauh di mana lokasi pabrik tersebut.
Sementara LG adalah perusahaan Korea Selatan yang juga telah menandatangani nota kesepahaman perjanjian investasi baterai kendaraan listrik bernilai $9,8 miliar pada 18 Desember lalu.
Kantor berita Reuters melaporkan perjanjian itu menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di dunia yang mengintegrasikan industri baterai listrik dari pertambangan hingga produksi baterai lithium kendaraan listrik. Maluku Utara dan Jawa Tengah dipilih untuk menjadi pabrik baterai listrik ini.
BACA JUGA: Indonesia-LG Korea Sepakati Proyek Baterai Kendaraan Listrik Senilai $ 9,8 MiliarAlih Teknologi
Septian Hario Seto menggarisbawahi pemerintah telah meminta agar ketiga perusahaan yang akan menanamkan investasi di Indonesia ini juga melakukan alih teknologi.
“Tesla ini untuk teknologi baterai lithium untuk mobil listrik merupakan yang terbaik di dunia. Jadi saya pikir jika kita ada investasi dari CATL, investasi dari LG, dan kini Tesla, yang memang produsen baterai lithium dengan teknologi sangat baik, maka kita sebagai anak bangsa bisa banyak belajar," ujarnya.
"Karena salah satu yang kita minta pada mereka adalah adanya transfer teknologi. Ini kesempatan yang sangat baik karena kita bisa bekerjasama dengan tiga perusahaan kelas dunia, yang memiliki teknologi baterai lithium yang sangat maju,” tambah Septian.
Ditambahkannya, tujuan kerjasama investasi dalam industri kendaraan listrik dan baterai lithium ini adalah untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Indonesia, bukan hanya sebagai pemasok bahan baku. “Kalau mereka hanya ambil bahan baku, kita tidak tertarik. Detil lain belum bisa kita ungkap, tetapi ini lebih dari sekedar hanya mengambil bahan baku,” tegasnya.
Pembangunan industri kendaraan listrik dan baterai lithium ini juga tidak dapat dipisahkan dari hilirisasi pertambangan, khususnya nikel, tembaga dan bauksit; yang dinilai sangat signifikan dalam pengembangan energi terbarukan. [em/ah]