Komisaris Badan Pangan dan Obat Amerika mengatakan berbagai model proyeksi menunjukkan Amerika mendekati puncak wabah virus corona, sementara peraturan jaga jarak sosial federal akan berakhir pada akhir bulan ini. Tetapi, terlalu dini untuk memperkirakan kapan pastinya ekonomi akan bangkit lagi.
Kapankah kehidupan akan kembali normal di Amerika? Masih belum jelas. Presiden Amerika Donald Trump mengatakan, "Kami berharap bisa mengetahui tanggal tertentu. Tetapi kami tidak akan melakukan apa-apa sampai kami tahu bahwa negara ini akan sehat."
Kalaupun bisnis kembali beroperasi, pejabat-pejabat Gedung Putih memperkirakan akan ada lagi kasus baru virus corona. Tanggapan atas itu akan mencakup tes diagnostik dan tes baru antibodi untuk mengetahui apakah orang yang pernah tertular, memiliki kekebalan tubuh atas virus tersebut.
BACA JUGA: CDC Bela Tanggapan Federal AS terhadap Wabah VirusPresiden Trump menyatakan tidak perlu tes massal di seluruh negeri, tetapi lebih strategis dalam menentukan siapa yang dites dan berfokus pada lokasi yang paling parah terimbas wabah.
Komisaris Badan Pangan dan Obat Amerika Stephen Hahn mengatakan beberapa faktor harus dipertimbangkan. “Termasuk karakteristik penyerta orang itu, misalnya, apakah mereka lebih rentan terhadap gejala COVID-19 yang lebih serius, di mana mereka tinggal, berapa prevalensi penyakit di daerah itu dan apakah mereka telah didiagnosis positif sebelumnya atau tidak."
Salah satu faktor adalah statistik yang menunjukkan bahwa virus corona secara tidak proporsional menulari komunitas kulit hitam dan Latin sehingga, Surgeon General, ketua korps tenaga medis militer Amerika, Laksamana Muda Jerome Adams berpesan, "Kami ingin kalian memahami, terutama komunitas kulit berwarna, kami ingin kalian bergerak dan membantu menghentikan penyebaran ini supaya kita bisa melindungi mereka yang paling rentan."
Daerah yang paling parah tertular adalah Baltimore, Maryland, dekat Washington, DC, yang sebagian besar penduduknya adalah orang kulit hitam. Satu penelitian, yang hampir tuntas, mendapati, lebih dari separuh kematian akibat virus corona di Maryland adalah orang kulit hitam. Padahal, jumlah mereka hanya 31 persen dari populasi negara bagian itu.
Gubernur Maryland Larry Hogan mengatakan, “Penularan di kalangan orang kulit hitam ini sangat memprihatinkan. Sebagian besar sumber daya kita difokuskan pada koridor Baltimore Washington dan komunitas-komunitas yang kita bicarakan ini."
BACA JUGA: Fauci: Covid-19 Bisa Makin Meluas Jika AS Cabut Kebijakan Tinggal di RumahSementara itu, pejabat-pejabat Gedung Putih kesulitan menetapkan kapan segala sesuatu akan kembali normal. Tanggal berapa? Presiden Donald Trump mengatakan, “Saya harus membuat keputusan, dan saya berdoa kepada Tuhan bahwa ini akan menjadi keputusan yang tepat. Tetapi jelas, menurut saya, ini akan menjadi keputusan terbesar yang harus saya buat."
Sementara ini, Presiden Trump mempertimbangkan data kesehatan dan keselamatan serta dampak yang ditimbulkan pandemi itu terhadap ekonomi. [ka/jm]