Israel pada Minggu (19/11) merilis video mengenai apa yang mereka gambarkan sebagai terowongan yang digali oleh warga militan Palestina di bawah Rumah Sakit Shifa di Jalur Gaza, yang menjadi fokus misi pencarian dan penghancurannya melawan militan Hamas.
Meskipun mengakui memiliki jaringan rahasia terowongan sepanjang ratusan kilometer, bunker dan lubang akses di seluruh daerah kantong Palestina, Hamas membantah bahwa fasilitas tersebut berada pada infrastruktur sipil seperti rumah sakit.
Dalam perkembangan terbaru pada Minggu mengenai operasi di Shifa, militer Israel mengatakan para insinyurnya menemukan terowongan sedalam 10 meter dan sepanjang 55 meter menuju pintu tahan ledakan.
“Pintu jenis ini digunakan oleh organisasi teroris Hamas untuk memblokir pasukan Israel memasuki pusat komando dan aset bawah tanah milik Hamas," demikian pernyataan militer disertai video yang menunjukkan sebuah lorong sempit dengan atap beton melengkung, berakhir di pintu abu-abu.
Setidaknya 31 bayi prematur yang sakit parah telah dievakuasi dari Rumah Sakit Shifa dan akan dibawa ke rumah sakit di Mesir, kata Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Minggu.
Sementara itu, dua warga Palestina tewas dalam serangan Israel di wilayah yang diduduki di Tepi Barat.
Di bidang diplomatik, Michael Herzog, Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS), kepada stasiun televisi ABC dalam program “This Week” mengatakan Israel “berharap kita bisa membebaskan dałam jumlah besar orang yang sandera Hamas dalam beberapa hari ke depan,” disertai jeda singkat pertempuran, yang mungkin berlangsung lima hari.
Laporan berita AS menyebutkan sekitar 50 sandera, terutama perempuan dan anak-anak, dari 240 orang yang disandera Hamas bisa dikembalikan ke Israel, tetapi tidak jelas berapa banyak tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel yang mungkin akan dibebaskan. [my/jm]