Pihak berwenang di negara bagian Georgia menangkap seorang lelaki Selasa (16/3) malam, setelah serangkaian penembakan yang menewaskan delapan orang, enam di antaranya perempuan keturunan Asia, di kawasan Atlanta.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan empat di antara korban adalah orang-orang keturunan Korea.
Dalam pernyataan Rabu pagi (17/3), sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Presiden Joe Biden telah mendapat pengarahan Selasa malam “mengenai penembakan mengerikan itu,” dan bahwa “para pejabat Gedung Putih telah berhubungan dengan kantor Wali Kota dan akan tetap berhubungan dengan FBI.”
“Tidak ada sesuatu yang akan dikesampingkan. Kami melakukan investigasi pembunuhan, beberapa pembunuhan. Jadi ke manapun bukti mengarahkan kami, ke sanalah arah para investigator,” kata Kapten Jay Baker, juru bicara Kantor Sherif Kabupaten Cherokee ketika ditanya wartawan mengenai kemungkinan insiden itu sebagai serangan terhadap orang-orang Amerika keturunan Asia.
Serangan pertama terjadi di sebuah panti pijat di kota Acworth, sekitar 50 kilometer di utara Atlanta. Pihak berwenang menyatakan seorang penembak menewaskan dua perempuan keturunan Asia, seorang perempuan kulit putih dan seorang lelaki kulit putih, dan juga mencederai seorang lelaki lainnya.
Sekitar satu jam kemudian, polisi di Atlanta mendapati tiga perempuan Asia tewas karena luka tembak di sebuah spa kecantikan. Tidak jauh dari sana, mereka kemudian mendapati seorang perempuan Asia lainnya tewas akibat luka tembak di sebuah spa.
Polisi menyatakan video pengawas memperlihatkan kendaraan tersangka di ketiga lokasi kejadian, dan bahwa mereka sangat yakin penembak yang sama bertanggung jawab atas semua serangan itu.
Setelah pengejaran di jalan raya, polisi kemudian menghentikan sebuah kendaraan sekitar 240 kilometer di sebelah selatan Atlanta dan menangkap lelaki berusia 21 tahun, Robert Aaron Long.
Penembakan tersebut terjadi di tengah-tengah serangan lain terhadap orang-orang keturunan Asia di AS.
Kelompok Stop AAPI Hate menyebut kasus-kasus penembakan itu sebagai “tragedi tak terperikan” bagi komunitas warga Amerika keturunan Asia.
“Ada pola terdokumentasi mengenai berbagai serangan belakangan ini terhadap komunitas kami, sementara kami telah menerima hampir 3.800 laporan mengenai insiden kebencian di berbagai penjuru negara sejak Maret 2020,” sebut kelompok itu dalam suatu pernyataan. “Belum cukup banyak hal yang telah dilakukan untuk melindungi warga Amerika keturunan Asia dari kebencian, diskriminasi dan kekerasan yang meningkat kadarnya.”
Anggota Kongres Pramila Jayapal, anggota Kaukus Amerika Asia Pasifik, mencuit, “Hancur hati saya melihat kabar tragis ini.”
BACA JUGA: Penembakan di Atlanta, AS: 8 Tewas, Termasuk 6 Perempuan Asia“Warga Amerika keturunan Asia dan Kepulauan Pasifik (AAPI) kembali ditargetkan, dilecehkan, diserang, dan dibunuh di Georgia dan di berbagai komunitas di Amerika,” tulisnya.
“Kita harus melakukan apapun yang kita bisa untuk mengakhiri kekerasan ini sambil bersama-sama mengatur untuk melawan kebencian, kekerasan dengan senjata api, dan kefanatikan.” [uh/ab]