Seorang polisi mengatakan serangan-serangan lain mungkin akan dilaksanakan oleh Dzhokhar Tsarnaev jika ia tidak segera ditangkap dan saudaranya, Tamerlan, tidak tewas.
Tersangka ledakan di lomba lari marathon di Boston hari Senin lalu (21/4) masih dirawat di rumah sakit dalam keadaan gawat, sedang dibius dan tidak dapat berbicara karena cedera yang dideritanya ketika lari dari kejaran polisi. Dzhokhar Tsarnaev yang berusia 19 tahun itu telah mulai menjawab pertanyaan secara tertulis. Belum ada laporan mengenai jawabannya.
Komisaris Polisi Boston Ed Davis mengatakan kedua tersangka serangan bom Boston-Marathon memiliki senjata dan bahan peledak, dan tampaknya merencanakan serangan lain selain ledakan pada lomba marathon tersebut.
“Kami punya alasan untuk percaya, berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di tempat kejadian, dari bahan peledak yang belum meledak dan senjata api yang mereka miliki – bahwa mereka akan menyerang orang lain,” kata Davis.
Ed Davis berbicara dalam program televisi CBS “Face the Nation”, di mana ia memberi tahu soal perkembangan kondisi Dzhokhar Tsarnaev. Davis menambahkan, “Ia berada dalam keadaan serius tapi kondisinya stabil. Kami belum bisa melakukan interogasi pada saat ini. Ada satu tim khusus FBI yang akan berbicara dengannya nanti”.
Komisaris polisi Ed Davis mengatakan banyak pertanyaan belum terjawab, termasuk motif serangan itu. Beberapa anggota faksi Republik di Kongres meminta agar Dzhokhar Tsarnaev diadili sebagai seorang musuh dalam pertempuran. Tapi Ketua Komite Inteljen DPR Mike Rogers menolaknya.
“Ia adalah warga negara Amerika. Saya kira ini membuat ia juga mendapat seluruh perlindungan sesuai Konstitusi Amerika,” ujar Rogers.
Tetapi tampil di program stasiun televisi NBC “Meet the Press”, Mike Rogers mengatakan tim interogasi tidak membacakan hak konstitusional tersangka itu untuk tetap diam dan memperoleh bantuan hukum, sehingga lebih memudahkan mengumpulkan informasi demi keselamatan publik.
Rogers menambahkan, “Saya percaya FBI punya waktu untuk menentukan ancaman-ancaman apa yang ada saat ini. Kita tidak tahu apakah ada bahan peledak lain. Kita tidak tahu apakah ada orang lain yang terlibat”.
Gubernur Massachusetts Deval Patricks – dalam program CBS itu – mengatakan warga Boston telah kembali melakukan kegiatan rutin mereka. Ia mengatakan penting agar acara-acara seperti Boston-Marathon tetap berlanjut dan warga Amerika tidak mengalah pada rasa takut.
Walikota Boston, Thomas Menino, mengatakan dalam acara televisi ABC “This Week” bahwa Tsarnaev menderita luka kena-tembak di sekitar leher dan kerongkongannya. Para penyelidik mengatakan cedera itu mungkin dia sendiri yang melakukannya.
Komisaris Polisi Boston Ed Davis mengatakan kedua tersangka serangan bom Boston-Marathon memiliki senjata dan bahan peledak, dan tampaknya merencanakan serangan lain selain ledakan pada lomba marathon tersebut.
“Kami punya alasan untuk percaya, berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di tempat kejadian, dari bahan peledak yang belum meledak dan senjata api yang mereka miliki – bahwa mereka akan menyerang orang lain,” kata Davis.
Ed Davis berbicara dalam program televisi CBS “Face the Nation”, di mana ia memberi tahu soal perkembangan kondisi Dzhokhar Tsarnaev. Davis menambahkan, “Ia berada dalam keadaan serius tapi kondisinya stabil. Kami belum bisa melakukan interogasi pada saat ini. Ada satu tim khusus FBI yang akan berbicara dengannya nanti”.
Komisaris polisi Ed Davis mengatakan banyak pertanyaan belum terjawab, termasuk motif serangan itu. Beberapa anggota faksi Republik di Kongres meminta agar Dzhokhar Tsarnaev diadili sebagai seorang musuh dalam pertempuran. Tapi Ketua Komite Inteljen DPR Mike Rogers menolaknya.
“Ia adalah warga negara Amerika. Saya kira ini membuat ia juga mendapat seluruh perlindungan sesuai Konstitusi Amerika,” ujar Rogers.
Tetapi tampil di program stasiun televisi NBC “Meet the Press”, Mike Rogers mengatakan tim interogasi tidak membacakan hak konstitusional tersangka itu untuk tetap diam dan memperoleh bantuan hukum, sehingga lebih memudahkan mengumpulkan informasi demi keselamatan publik.
Rogers menambahkan, “Saya percaya FBI punya waktu untuk menentukan ancaman-ancaman apa yang ada saat ini. Kita tidak tahu apakah ada bahan peledak lain. Kita tidak tahu apakah ada orang lain yang terlibat”.
Gubernur Massachusetts Deval Patricks – dalam program CBS itu – mengatakan warga Boston telah kembali melakukan kegiatan rutin mereka. Ia mengatakan penting agar acara-acara seperti Boston-Marathon tetap berlanjut dan warga Amerika tidak mengalah pada rasa takut.
Walikota Boston, Thomas Menino, mengatakan dalam acara televisi ABC “This Week” bahwa Tsarnaev menderita luka kena-tembak di sekitar leher dan kerongkongannya. Para penyelidik mengatakan cedera itu mungkin dia sendiri yang melakukannya.