Polisi mengatakan seorang laki-laki Kanada yang sebelumnya ditahan atas dugaan terkait teroris, tewas di dalam taksi hari Rabu (11/8) di Ontario ketika akan meledakkan bom di sebuah tempat umum.
Kepala Polisi Royal Canadian Mounted, Jennifer Strachan hari Kamis kepada wartawan mengatakan, Aaron Driver yang berusia 24 tahun, meledakkan bom di sebuah taksi hari Rabu ketika dikepung oleh Polisi. Konfrontasi itu terjadi di kota Strathroy, Ontario selatan.
Tidak jelas apakah Driver tewas akibat ledakan itu ataukah karena tembakan polisi. Pengemudi taksi itu menderita luka-luka ringan dalam ledakan tersebut.
Strachan mengatakan Driver sebelumnya mengunggah apa yang dikatakan video jihad, bersumpah setia kepada kelompok Negara Islam (ISIS) dan berjanji untuk melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap apa yang disebutnya “musuh-musuh Islam”.
Ia sebelumnya juga secara terang-terangan mengatakan di media nasional mengenai dukungannya bagi ISIS dengan mengatakan jika negara mendukung perang melawan ISIS, warganya yang menjadi korban serangan-serangan teroris pantas mengalami nasib mereka.
Driver ditangkap bulan Juni 2015 karena prihatin ia menjadi ancaman keamanan publik. Ia dibebaskan dengan pengawasan pengadilan.
Bulan Februari 2016, pengacara Driver menyetujui kesepakatan yang dikenal sebagai “jaminan damai” mengakui bahwa pemerintah “punya cukup alasan untuk khawatir Driver mungkin ikut menyumbang secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan kelompok teroris.
Jaminan perdamaian itu melarangnya berhubungan dengan kelompok-kelompok teror atau bahkan menggunakan komputer atau ponsel. Sampai awal bulan ini, ia diwajibkan mengenakan gelang dengan alat pelacak GPS. Jaminan damai itu dijadwalkan berakhir akhir bulan Agustus. [my/al]