Para pejabat Thailand dan pakar ekologi berharap keputusan untuk menutup sebuah kawasan pantai yang paling terkenal untuk masa dua tahu lagi akan menjadi pelajaran bagi tempat-tempat lain yang terkena dampak turisme massal.
“Saya kira kita akan melihat lebih bayak hal seperti ini, bukan hanya di Asia Tenggara, tapi juga di seluruh dunia,” kata Mark Erdmann, wakil ketua Program Kelautan di Asia Pasifik, yang merupakan bagian dari lembaga konservasi internasional.
Departemen Taman Nasional Thailand mengumumkan perpanjangan penutupan kawasan pantai Teluk Maya itu supaya terumbu karang yang rusak bisa pulih kembali.
Kawasan itu ditutup satu tahun yang lalu dan para petugas telah menanam kembali terumbu karang untuk menggantikan karang-karang yang rusak karena banyaknya turis yang berkunjung tiap hari.
Sebelum dinyatakan tutup, kawasan itu menarik kunjungan sekitar 5,000 turis tiap harinya, dan kira-kira 90 persen terumbu karang di teluk itu telah mati, kata kepala taman nasional Songtam Suksawang.
Kata Songtam, banyak pejabat lingkungan dari Asia, seperti Korea dan Jepang datang ke Teluk Maya untuk mempelajari kerusakan alam itu dan usaha pemulihannya. (ii)