Terus Ditekan, Maduro Akhirnya Bersedia Sampaikan Data Pemilu Venezuela 

Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara dalam konferensi pers dengan awak media asing terkait pilpres Venezuela di Istans Presiden Miraflores di Caracas, pada 31 Juli 2024. (Foto: AFP/Federico Parra)

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan pada Rabu (31/7) bahwa dia bersedia untuk menyampaikan bukti kemenangannya dalam pemilu di tengah tekanan dari dunia internasional yang terus meningkat, agar dia memberikan data yang mendukung kemenangannya yang dipertanyakan, yang telah memicu protes mematikan di negara tersebut.

Kubu oposisi, yang mengklaim kandidatnya Edmundo Gonzalez Urrutia sebagai pemenang yang sah, mengatakan 16 orang tewas dalam protes yang meletus setelah pemilihan umum yang digelar pada Minggu (28/7), di negara Amerika Latin tersebut.

Gedung Putih memperingatkan bahwa kesabaran mereka, dan juga kesabaran masyarakat internasional, “habis” menghadapi Venezuela. AS bergabung dengan Uni Eropa dan negara-negara di kawasan itu, menuntut data terperinci dari surat suara yang telah diberikan.

Maduro mengatakan bahwa dia “siap untuk menyampaikan 100 persen datanya,” saat dia berbicara kepada jurnalis di luar Mahkamah Agung, tempat dia mengajukan banding terhadap apa yang disebutnya sebagai “serangan terhadap proses pemilihan umum.”

BACA JUGA: Borrell: Uni Eropa Tidak Akan Akui Hasil Pemilu Venezuela Sampai Semua Suara Dihitung

“Saya bersedia dipanggil, diinterogasi, diselidiki dalam semua aspek oleh majelis pemilihan umum sebagai kandidat presiden yang memenangkan pemilihan umum pada Minggu,” kata Maduro.

Pria berusia 61 tahun itu, yang telah menjabat sejak 2013, dinyatakan sebagai pemenang dengan perolehan suara 51 persen.

Oposisi mengatakan penghitungannya sendiri dari hasil pemungutan suara di tingkat TPS, menunjukkan Gonzalez Urrutia, seorang diplomat pensiunan berusia 74 tahun, menang dengan selisih suara yang besar.

Pimpinan oposisi Maria Corina Machado, yang digantikan oleh Gonzalez Urrutia setelah dilarang mencalonkan diri, mengatakan pada Rabu bahwa 16 orang telah tewas saat memprotes hasil pemilu.

“Ini adalah tanggapan kriminal Maduro terhadap rakyat Venezuela yang turun ke jalan sebagai keluarga, sebagai komunitas, untuk mempertahankan keputusan berdaulat mereka untuk hidup bebas,” tulisnya. [ns/ab]