Banjir parah melanda Jakarta, menewaskan sedikitnya sembilan orang, memaksa ribuan orang mengungsi dan menyebabkan sebuah bandara yang melayani penerbangan domestik ditutup.
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo mengatakan, Rabu (1/1), hujan lebat dan air sungai yang meluap menenggelamkan sedikitnya 90 kawasan permukiman.
Agus mengatakan, mereka yang tewas termasuk seorang pelajar berusia 16 tahun yang tersengat listrik, sementara lebih dari 19 ribu orang terpaksa mengungsi ke tempat-tempat penampungan sementara. Hal itu dilakukan ketika permukaan air banjir mencapai ketinggian hingga tiga meter di beberapa tempat.
BACA JUGA: Banjir di Jakarta: 3 Orang Tewas, Anies Perintahkan Jajaran Turun TanganGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kepada wartawan, setelah melakukan survei udara, curah hujan tertinggi yang mencapai 370 milimeter telah mengguyur Jakarta dan beberapa kawasan berbukit di Jawa Barat, sehingga mengakibatkan permukaan air Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane meluap.
Ia mengatakan sekitar 1.200 petugas SAR telah dikerahkan untuk mengevakuasi mereka yang terimbas banjir dan membangun pompa-pompa air untuk menguras air banjir. Ramalan cuaca menunjukkan curah hujan masih akan deras pada beberapa hari mendatang. Pihak berwenang memperingatkan banjir kemungkinan masih akan terjadi hingga April, sewaktu musim hujan berakhir.
Tayangan-tayangan video dan foto di televisi-televisi menunjukkan, puluhan kendaraan terbawa hanyut air banjir yang keruh sementara sejumlah tentara dan tim-tim SAR dengan menggunakan perahu-perahu karet berusaha mengevakuasi anak-anak dan orang tua yang menyelamatkan diri dengan naik ke atap rumah mereka.
Agus mengatakan, banjir itu melumpuhkan jaringan transportasi dan menenggelamkan ribuan rumah dan bangunan di daerah-daerah miskin dan kaya. Pihak berwenang terpaksa mematikan aliran listrik dan air ke kawasan-kawasan perumahan. [ab/uh]