Thailand dan Singapura Catat Kenaikan Harian Tertinggi Kasus COVID-19

Seorang petugas kesehatan memberikan dosis vaksin AstraZeneca COVID-19 kepada warga di kawasan Klong Toey, lingkungan yang saat ini mengalami lonjakan kasus virus corona, di Bangkok, Thailand, Senin, 10 Mei 2021. (Foto: AP/Vichan Poti)

Thailand, Kamis (13/5), mengumumkan rekor harian kasus baru virus corona, setelah klaster-klaster di dua penjara mencatat hampir 3.000 narapidana terinfeksi virus itu, termasuk di antaranya seorang pemimpin protes antipemerintah yang ditahan sambil menunggu peradilannya karena menghina raja.

Pihak berwenang melaporkan 32 kematian karena COVID-19 dan 4.887 kasus baru, angka harian tertinggi setelah 2.835 narapidana ditambahkan dalam penghitungan itu menyusul tes massal terhadap ribuan narapidana di dua penjara di Bangkok.

Di antara mereka yang terinfeksi di penjara itu adalah Panupong "Mike Rayong" Jadnok, 24, yang ditahan sejak 8 Maret atas tuduhan menghasut dan menghina Raja Maha Vajiralongkorn.

BACA JUGA: Thailand Pastikan Warga Asing Akan Divaksinasi

Thailand mengalami wabah terbesar sejauh ini, dengan catatan kasus naik tiga kali lipat menjadi 93.794 dan kematian naik lima kali lipat menjadi 518 dalam kurun enam pekan terakhir, setelah setahun berhasil membendung perebakannya.

Human Rights Watch dalam suatu pernyataan menyebutkan para narapidana di Thailand seharusnya mendapat perlindungan yang lebih baik.

Sementara itu Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan 24 orang yang tertular COVID-19 secara lokal. Itu adalah angka harian tertinggi sejak pertengahan September, dengan 17 kasus di antaranya terkait dengan satu klaster di Bandara Changi.

Pihak berwenang telah mulai melakukan tes terhadap semua pekerja di bandara itu beberapa hari silam setelah mendeteksi klaster itu. Mereka juga membatasi akses ke terminal-terminal hanya untuk penumpang yang menunjukkan tiket dan pekerja esensial selama dua pekan mulai Kamis (13/5).

BACA JUGA: Singapura Selidiki Kasus Infeksi Ulang COVID-19 Setelah Vaksinasi

Setelah berbulan-bulan melaporkan hanya beberapa kasus lokal baru, penularan di Singapura mulai merangkak naik, mendorong pihak berwenang untuk memperketat peraturan social distancing sejak pekan lalu.

Meskipun kasus harian Singapura hanya sebagian kecil dari jumlah yang dilaporkan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara, lonjakan jumlah kasus dapat merupakan kemunduran bagi pusat bisnis di Asia itu, yang telah berhasil membendung wabah sebelumnya.

Kasus-kasus baru itu muncul sementara Singapura menyiapkan gelembung perjalanan dengan Hong Kong yang dijadwalkan mulai pada 26 Mei, setelah ditangguhkan tahun lalu. Kota itu juga siap menjadi penyelenggaraan KTT keamanan Dialog Shangri-La awal bulan depan dan KTT tahunan Forum Ekonomi Dunia pada bulan Agustus. [uh/ab]