Sutradara Joshua Oppenheimer mengatakan film tersebut telah membantu menjadi katalis perubahan dalam bagaimana Indonesia membicarakan masa lalunya.
Film “The Act of Killing,” yang menyoroti pembunuhan ratusan ribu orang pada 1960an di Indonesia atas nama perlawanan terhadap komunisme, dipilih sebagai film dokumenter terbaik dalam ajang penghargaan bagi film dan televisi bergengsi di Inggris, BAFTA.
Saat menerima penghargaan Minggu (16/2) di London, sutradara Joshua Oppenheimer mengatakan film tersebut membantu menjadi katalis perubahan dalam bagaimana Indonesia membicarakan masa lalunya.
Ia menambahkan bahwa “akhirnya media dan publik membahas bencana moral” dari genosida di Indonesia yang digambarkan dalam film tersebut, tanpa rasa takut. Oppenheimer juga menyoroti keterlibatan Inggris dan Amerika dalam kejahatan tersebut, dengan mengatakan mereka memiliki “tanggung jawab kolektif” karena “berpartisipasi dalam dan mengabaikan” kejahatan-kejahatan tersebut, dan kemudian secara antusias mendukung kediktatoran militer yang berkuasa setelah genosida itu.
Ia kemudian berterima kasih pada ko-sutradara Indonesia dan para kru di Indonesia yang tidak dapat tampil dengan namanya, karena khawatir akan keselamatan mereka.
“Terima kasih sebesar-besarnya,” ujar Oppenheimer dalam Bahasa Indonesia saat menutup pidato penerimaan penghargaannya.
"The Act of Killing" juga mendapatkan nominasi Oscar, menambah deretan penghargaan bergengsi yang telah diterimanya, antara lain European Film Award untuk kategori film dokumenter terbaik dan Panorama Audience Award.
Film dokumenter ini juga juga memenangkan penghargaan di festival film International di Berlin dan menyabet penghargaan Aung San Suu Kyi pada Human Rights Human Dignity International Film Festival 2013.
Di ajang Oscar 2014, "The Act of Killing" akan bersaing dengan film, "Cutie and the Boxer," "Dirty Wars," "The Square" dan "20 Feet from Stardom."
Saat menerima penghargaan Minggu (16/2) di London, sutradara Joshua Oppenheimer mengatakan film tersebut membantu menjadi katalis perubahan dalam bagaimana Indonesia membicarakan masa lalunya.
Ia menambahkan bahwa “akhirnya media dan publik membahas bencana moral” dari genosida di Indonesia yang digambarkan dalam film tersebut, tanpa rasa takut. Oppenheimer juga menyoroti keterlibatan Inggris dan Amerika dalam kejahatan tersebut, dengan mengatakan mereka memiliki “tanggung jawab kolektif” karena “berpartisipasi dalam dan mengabaikan” kejahatan-kejahatan tersebut, dan kemudian secara antusias mendukung kediktatoran militer yang berkuasa setelah genosida itu.
Ia kemudian berterima kasih pada ko-sutradara Indonesia dan para kru di Indonesia yang tidak dapat tampil dengan namanya, karena khawatir akan keselamatan mereka.
“Terima kasih sebesar-besarnya,” ujar Oppenheimer dalam Bahasa Indonesia saat menutup pidato penerimaan penghargaannya.
"The Act of Killing" juga mendapatkan nominasi Oscar, menambah deretan penghargaan bergengsi yang telah diterimanya, antara lain European Film Award untuk kategori film dokumenter terbaik dan Panorama Audience Award.
Film dokumenter ini juga juga memenangkan penghargaan di festival film International di Berlin dan menyabet penghargaan Aung San Suu Kyi pada Human Rights Human Dignity International Film Festival 2013.
Di ajang Oscar 2014, "The Act of Killing" akan bersaing dengan film, "Cutie and the Boxer," "Dirty Wars," "The Square" dan "20 Feet from Stardom."