Pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh mengatakan pada hari Rabu (10/4) bahwa Israel telah membunuh tiga putranya dan dua cucunya dalam serangan udara di Jalur Gaza.
Laporan berita Timur Tengah menyebutkan bahwa Hazem, Ameer, dan Mohammed Haniyeh tewas bersama anggota keluarga lainnya dalam serangan terhadap mobil yang mereka kendarai di dekat kamp pengungsi Shati di Kota Gaza. Ismail Haniyeh, yang kini tinggal di pengasingan di Qatar, berasal dari Shati.
Dia mengonfirmasi “kematian syahid ketiga putra saya dan beberapa cucu saya” dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Al-Jazeera tetapi mengatakan bahwa kematian itu tidak akan mempengaruhi tuntutan kelompok militan tersebut dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel. Media Hamas melaporkan dua cucu Haniyeh tewas dalam serangan itu dan cucu ketiga terluka.
BACA JUGA: Dewan HAM PBB Tuduh Israel Lakukan Kejahatan Perang terhadap Warga Palestina“Tuntutan kami jelas dan spesifik, dan kami tidak akan memberikan konsesi terhadap tuntutan tersebut,” kata Haniyeh kepada TV pan-Arab Al-Jazeera.
“Musuh hanya berkhayal jika mereka berpikir bahwa dengan menarget anak-anak saya, pada puncak perundingan dan sebelum gerakan tersebut mengirimkan tanggapannya, akan mendorong Hamas untuk mengubah posisinya.”
Israel mengukuhkan telah melakukan serangan yang menewaskan putra-putra pemimpin Hamas tersebut, dan mengatakan bahwa mereka semua adalah anggota sayap bersenjata kelompok militan itu.
Hamas mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya sedang mempelajari proposal gencatan senjata Israel tetapi proposal tersebut “keras pendirian.” Hamas menuntut Israel menarik seluruh pasukannya dari Gaza dan mengakhiri perang, namun Israel menolaknya.
Perundingan untuk gencatan senjata yang lebih terbatas telah berlangsung selama berminggu-minggu tanpa adanya penyelesaian. AS mendorong Hamas pada hari Selasa untuk menerima persyaratan penghentian pertempuran selama enam minggu, bersamaan dengan dibebaskannya 100 sandera atau lebih yang ditahan Hamas di terowongan di Gaza dengan imbalan pembebasan beberapa ratus warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan Selasa malam bahwa ia tidak setuju dengan pendekatan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap perang Israel melawan Hamas, dan bahwa Israel harus menyerukan penghentian pertempuran untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan. [lt/my]