Para keluarga tiga siswi Inggris yang diyakini sedang menuju Suriah melalui Turki untuk bergabung dengan militan Negara Islam (ISIS) memohon agar ketiga anak perempuan itu cepat pulang.
Ketiganya, yang berteman satu sekolah di London timur, menghilang Selasa (24/2) tanpa meninggalkan pesan apapun. Pihak berwenang Inggris mengatakan mereka menaiki pesawat Turkish Airline ke Istanbul.
Keluarga Shamima Begum dan Amira Abase, keduanya berusia 15 tahun, dan Kadiza Sultana, 16, menangis ketika mereka berbicara mengenai ketakutan mereka dalam wawancara televisi dengan Biritish TV.
“Kami merindukanmu. Kami tidak dapat berhenti menangis,” kata Abase Hussen, ayah Amira, yang memangku boneka beruang yang diberikan Amira kepada ibunya pada Hari Ibu. “Tolong berpikir dua kali. Jangan pergi ke Suriah.”
Polisi Turki telah bekerjasama dengan kepolisian Inggris untuk mencari remaja tersebut. Hari Senin, para pejabat Turki mengecam Inggris karena menunggu terlalu lama untuk memberitahu mereka mengenai anak-anak perempuan itu.
Wakil Perdana Menteri Turki Bulent Arinc mengatakan ia berharap anak-anak perempuan itu akan ditemukan, tetapi Inggrislah, bukan Turki, yang bersalah jika tidak ditemukan.
Ribuan orang asing dari lebih 80 negara telah bergabung dengan ISIS dan kelompok-kelompok radikal lain di Suriah dan Irak, banyak dari mereka menyeberang melalui Turki.
Turki telah mengatakan mereka memerlukan informasi yang lebih banyak dan lebih cepat dari badan-badan intelijen Barat untuk mencegat mereka.