Tiga Universitas di Pakistan Tutup karena Ancaman Keamanan

Universitas Punjab Pakistan di Lahore 12 Februari 2008. Tiga universitas yang berafiliasi dengan militer Pakistan ditutup karena ancaman keamanan di Islamabad pada 22 Januari 2024. (Foto: Ilustrasi/REUTERS/Mohsin Raza)

Tiga universitas yang berafiliasi dengan militer Pakistan ditutup karena ancaman keamanan di ibu kota, Islamabad, pada Senin (22/1), kata polisi.

Pakistan akan mengadakan pemilihan umum dalam dua minggu mendatang di tengah krisis politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang tindih – dengan meningkatnya serangan militan yang menargetkan polisi dan tentara.

Seorang pejabat polisi Islamabad mengatakan kepada kantor berita AFP dengan syarat anonim bahwa National Defence University, Bahria University dan Air University di Islamabad “ditutup karena potensi ancaman”.

Lembaga-lembaga tersebut masing-masing terkait dengan angkatan darat, laut, dan udara Pakistan.

“Demi alasan keamanan… semua dosen dan staf, kecuali staf keamanan dan staf administrasi yang diperlukan, akan bekerja dari rumah,” kata sebuah pesan SMS yang dikirimkan kepada mahasiswa Universitas Bahria dan dilihat oleh AFP.

BACA JUGA: Pakistan, Iran Sepakat Redakan Permusuhan Usai Lancarkan Serangan Udara

Pakistan akan mengadakan pemungutan suara pada tanggal 8 Februari dan ribuan anggota pasukan keamanan tambahan akan memenuhi ibu kota negara dan wilayah barat laut yang berbatasan dengan Afghanistan.

Negara Asia Selatan berpenduduk 240 juta jiwa ini mengalami peningkatan serangan di sepanjang wilayah perbatasannya sejak Taliban kembali berkuasa di sana pada tahun 2021, dan secara konsisten mengklaim Kabul memberikan tempat berlindung yang aman bagi para militan.

Tahun lalu jumlah korban mencapai angka tertinggi dalam enam tahun terakhir, dengan lebih dari 1.500 warga sipil, tentara keamanan dan militan tewas, menurut Center for Research and Security Studies di Islamabad.

Pada tahun 2014, Taliban Pakistan menyerbu sebuah sekolah umum militer di ibu kota provinsi di barat laut, Peshawar, dan menewaskan lebih dari 150 orang, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak, sehingga memicu kampanye militer besar-besaran untuk mengusir militan. [ab/uh]