TikTok akan Injeksikan Investasi $1,5 Miliar di GoTo

Logo aplikasi TikTok terlihat dalam sebuah ilustrasi. (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)

Platform berbagi video asal China, TikTok, akan menginvestasikan $1,5 miliar atau setara dengan Rp23,38 triliun untuk menjadi pemegang saham mayoritas di PT GoTo Gojek Tokopedia. Investasi dana tersebut merupakan upaya TikTok untuk memulai kembali bisnis belanja online yang ditangguhkan pemerintah.

Pemerintah secara resmi telah melarang belanja online di platform media sosial pada Oktober untuk melindungi pedagang kecil dan data pengguna. Hal tersebut memaksa TikTok menutup layanan e-commerce TikTok Shop.

Pasar tersebut termasuk dalam sedikit pasar di mana penyedia aplikasi video pendek meluncurkan TikTok Shop pada awal tahun ini. Langkah tersebut diambil untuk memanfaatkan basis pengguna yang besar dan bersaing dengan penjual online yang sedang berkembang pesat seperti Shein dan Temu dari PDD Holdings. Pemasaran yang viral di TikTok juga turut membantu pertumbuhan yang pesat.

BACA JUGA: GoTo dan TikTok Bicarakan Potensi Kemitraan

Berdasarkan kesepakatan tersebut, TikTok akan membeli 75,01 persen saham Tokopedia milik GoTo, platform e-commerce terbesar di Tanah Air, seharga $840 juta dan menyuntikkan bisnis TikTok Shop di Indonesia ke dalam entitas Tokopedia yang lebih besar.

Kemitraan baru ini akan dimulai dengan periode percontohan yang dilakukan melalui konsultasi erat dan pengawasan oleh regulator terkait, kata perusahaan tersebut dalam pernyataan bersama.

“Kami menciptakan juara e-commerce Indonesia, yang menggabungkan kehadiran Tokopedia yang kuat secara lokal dengan jangkauan pasar massal dan kehebatan teknologi TikTok,” kata CEO GoTo Patrick Walujo dalam sebuah pernyataan.

“GoTo kini memiliki fondasi yang lebih kuat dan kami berharap kemitraan ini akan membawa banyak manfaat tidak hanya bagi e-commerce, namun juga bagi layanan on-demand dan bisnis fintech kami,” katanya.

Saham GoTo, yang bisnisnya mencakup layanan transportasi berbasis aplikasi, pengiriman, dan keuangan, anjlok 13 persen pada hari Senin, persentase penurunan terbesar dalam enam bulan karena beberapa investor mengambil keuntungan setelah saham tersebut menguat di tengah ekspektasi kesepakatan dengan TikTok.

“Kita perlu melihat gangguan pasar seperti apa yang akan terjadi setelah kemitraan ini,” kata analis Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.

BACA JUGA: TikTok Bahas Kemitraan dengan Perusahaan-perusahaan E-commerce Indonesia

TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance dari China, memiliki 124 juta pengguna di negara Asia Tenggara. Platform itu berupaya mengubah basis pengguna yang besar tersebut menjadi sumber pendapatan utama e-commerce.

“TikTok telah berkomitmen untuk berinvestasi lebih dari $1,5 miliar pada entitas yang diperbesar ini dari waktu ke waktu, untuk menyediakan pendanaan masa depan yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut, tanpa dilusi tambahan pada GoTo,” kata mereka.

Di dalam negeri, Tokopedia bersaing dengan Shopee dari Sea yang berkantor pusat di Singapura dan Lazada dari raksasa e-commerce China, Alibaba.

Industri e-commerce Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar $160 miliar pada 2030 dari $62 miliar pada tahun ini, menurut laporan Google, investor negara Singapura Temasek Holdings, dan konsultan Bain & Co. [ah/rs]