Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson mengatakan hari Jumat (15/12) bahwa kemampuan nuklir Korea Utara yang terus berkembang merupakan ancaman langsung bagi Amerika Serikat, dan Washington "akan melaksanakan semua tindakan yang perlu" untuk mempertahankan diri terhadap agresi demikian.
"Dalam menghadapi ancaman semacam itu, semua negara harus bertindak," kata Tillerson.
"Kami sudah menjelaskan bahwa semua pilihan akan dipertimbangkan untuk membela negara kita," ungkap Tillerson kepada majelis Dewan Keamanan PBB di New York.
"Tetapi kita tidak ingin berperang dengan Korea Utara," tambahnya.
Tillerson berbicara dalam sebuah pertemuan mengenai proliferasi senjata Korea Utara yang diadakan oleh Jepang, Ketua Dewan Keamanan bergilir bulan ini.
"Amerika Serikat akan menggunakan semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan diri terhadap agresi Korea Utara, tetapi harapan kami tetap bahwa diplomasi akan menghasilkan resolusi," lanjut Tillerson.
Dia juga mengulangi keterbukaan AS untuk berbicara dengan Korea Utara, namun menambahkan bahwa Pyongyang "harus kembali ke meja perundingan."
"Tekanan harus dan akan terus berlanjut sampai denuklirisasi tercapai," kata Tillerson seraya menambahkan, "Sementara itu, kita tetap membuka saluran komunikasi kita."
Menteri Luar Negeri Jepang, Taro Kono, yang memimpin pertemuan tersebut menandaskan, "Solusi damai memang diinginkan, namun Korea Utara-lah yang secara konsisten menolak penyelesaian yang demikian."
Kono meminta masyarakat internasional untuk memaksimalkan tekanan pada Pyongyang supaya mengubah arah, dan mengumumkan bahwa Jepang baru saja mengenakan pembekuan tambahan atas aset milik 19 entitas Korea Utara. [sp/ii]