Banyak pakar arkeologi yakin manusia purba, yang tiba di Amerika Utara dengan menyeberangi Selat Bering sekitar 15.000 - 18.000 tahun lalu, hidup berpindah-pindah, suka berburu sambil mengumpulkan makanan, tetapi sekitar 2.000 tahun lalu beberapa suku menetap di desa-desa.
Tim arkeolog dari Universitas Washington State dan Universitas British Colombia mempelajari pendudukan awal orang Salish yang hidup di pantai. Profesor Colin Grier adalah ketua tim yang beranggotakan 10 orang yang meneliti apa yang disebut salah satu desa yang dilindungi dengan baik.
Penggalian ini dilakukan di Taman Dionisio Point di Pulau Galiano, British Colombia.
Profesor Grier mengatakan, “Mengapa terjadi perubahan? Itulah yang paling sulit dijawab. Kapan orang-orang mulai menetap?”
Tim arkeolog itu ingin mengetahui apa yang menyebabkan sebuah suku yang suka berpindah-pindah akhirnya menetap dan mengembangkan masyarakat yang lebih kompleks.
Dalam banyak kebudayaan, peningkatan kehidupan di pedesaan terkait dengan dimulainya pertanian.
“Tapi tentu saja, di sini tidak ada yang menemukan cara pertanian,” ujar Profesor Grier.
Orang Salish hidup dari ikan, kerang, hewan liar, dan tumbuh-tumbuhan. Para arkeolog telah mengidentifikasi puing-puing enam rumah besar, yang membentuk dua desa. Rumah terbesar bisa ditempati 10 keluarga. Pakar arkeologi mengatakan bangunan-bangunan itu dihuni sekitar 1.500 tahun lalu.
Profesor Grier dan timnya bisa mempelajari objek-objek di dalam dan di sekitar reruntuhan itu untuk meneliti perubahan ekonomi dalam suku tersebut. Mereka juga bisa meneliti bagaimana anggota suku mengumpulkan makanan dan membentuk sistem kelas sosial. Sebuah teori mengatakan suku-suku purba menetap dan membangun desa karena tekanan populasi.
Tim peneliti bekerjasama dengan suku Indian setempat dalam proyek ini. Anggota suku Penelakut, Robert Sam, yakin nenek moyangnya tinggal di desa itu dan ia mendukung upaya penggalian tersebut.