Dengan menyebut kebocoran seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya dalam kampanye pemilu Perancis, staf Macron mengatakan pengungkapan ribuan email, catatan keuangan dan berkas lain adalah usaha menggoyahkan demokrasi, seperti yang terjadi dalam kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat tahun lalu.
“Jelas, dokumen yang dihasilkan peretasan itu tidak sah dan menunjukkan kampanye pemilihan presiden yang berfungsi dengan normal," kata staf Macron dalam pernyataan.
Dokumen-dokumen itu dimuat dalam media sosial oleh orang yang menyebut dirinya EMLEAKS tidak lama sebelum Jumat tengah malam, ketika Macron yang berusia 39 tahun dan saingannya yang berhaluan kanan-jauh Marine Le Pen dengan resmi menyelesaikan kampanye untuk pemilihan presiden hari Minggu.
Mulai tengah malam, kedua calon tidak diizinkan lagi berkampanye dan media tidak lagi diizinkan membahas para calon atau perkembangan apapun mengenai pengungkapan dokumen atau isinya.
Hasil jajak pendapat yang dikeluarkan sebelumnya hari Jumat menunjukkan Macron semakin kuat, dan memperkirakan kemenangan calon pro-Eropa, pro-bisnis dan mantan bankir itu dengan perolehan sekitar 62 persen suara dan Le Pen 38 persen.
Situs Wikileaks memuat tautanpada Twitter, yang mengatakan pihaknya tidak bertanggung jawab atas kebocoran itu tetapi bahwa pihaknya sedang memeriksa bagian-bagian dari database-nya yang sebesar sekitar 9 gigabytes data itu. [gp]