Tim Hukum Trump Temukan Dua Dokumen Rahasia Lagi di Kediamannya

Mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk kembali maju dalam pemilihan presiden AS 2024 dalam sebuah acara di Palm Beach, Florida, pada 15 November 2022. (Foto: AP/Rebecca Blackwell)

Tim yang disewa oleh Donald Trump untuk mencari dokumen-dokumen Gedung Putih menemukan setidaknya dua catatan rahasia di rumah mantan presiden itu di Florida, ungkap sumber yang mengetahui masalah tersebut pada Rabu (7/12).

Seorang hakim federal mengarahkan pengacara Trump untuk mencari dokumen rahasia yang masih dimilikinya. Mereka menemukan dokumen-dokumen itu dalam ruang penyimpanan di rumahnya di Palm Beach, Florida, salah satu dari empat properti yang digeledah, kata sumber tersebut.

BACA JUGA: Penyelidikan Kerusuhan Gedung Capitol Mengarah kepada Tuntutan Kriminal

Departemen Kehakiman Amerika Serikat kini tengah menyelidiki apakah Trump melanggar hukum dengan menyimpan catatan pemerintah AS, di mana beberapa di antaranya bersifat sangat rahasia, setelah Trump meninggalkan jabatannya pada Januari 2021.

Trump, yang bulan lalu meluncurkan kampanye presiden 2024, membantah melakukan kesalahan dan tanpa memberikan bukti mengatakan penyelidikan itu adalah serangan partisan.

Pencarian tersebut sebelumnya dilaporkan oleh harian Washington Post dan stasiun televisi CNN.

Agen FBI menyita ribuan dokumen, sekitar 100 di antaranya bersifat rahasia, dalam penggeledahan yang dilakukan pada 8 Agustus lalu di Mar-a-Lago, Palm Beach. Penggeledahan tersebut telah mendapat izin dari pengadilan setempat.

BACA JUGA: Organisasi Trump Dinyatakan Bersalah dalam Kasus Penggelapan Pajak

Jaksa juga menyelidiki apakah Trump atau timnya menghalangi petugas hukum, ketika FBI mengirim agen untuk menggeledah rumahnya. Para pejabat mengatakan masih terdapat dokumen rahasia yang mungkin masih hilang.

Pada bulan lalu, Jaksa Agung AS Merrick Garland menunjuk Jack Smith, seorang jaksa kejahatan perang, sebagai penasihat khusus untuk mengawasi penyelidikan dokumen tersebut serta penyelidikan terpisah mengenai upaya Trump untuk membatalkan pemilu 2020. [my/ka]