Tim Pawlenty mengatakan ia berharap bisa mendorong kampanyenya dengan besarnya jumlah orang yang mendukungnya dalam uji pemungutan suara hari Sabtu di Iowa, yang akan mengadakan kaukus pertama Partai Republik untuk memulai putaran pemilihan presiden tahun 2012.
“Kampanye kami perlu dorongan agar bisa berlanjut. Tetapi itu tidak terjadi, jadi kami akan mengakhiri kampanye ini,” ujarnya.
Pawlenty berbicara demikian dalam program This Week di jaringan televisi ABC. Ia menempati urutan ketiga dalam uji pemungutan suara setelah Michelle Bachmann dan Ron Paul, keduanya anggota DPR masing-masing dari Minnesota dan Texas.
Pawlenty mengatakan reputasinya sebagai gubernur yang menjabat dua kali di negarabagian yang condong kepada Partai Demokrat “tidak cukup” menarik bagi para pendukung Partai Republik dan “tidak cukup” untuk menghasilkan sumbangan dana yang besar bagi kampanyenya. Ia mengucapkan selamat kepada Bachmann dan Paul atas besarnya dukungan untuk keduanya.
Ia mengatakan “Saya ucapkan selamat kepada mereka. Tetapi ini adalah perjalanan panjang. Partai Republik akan membahas lebih luas siapa yang mereka inginkan sebagai calonnya, bukan hanya di Iowa, tetapi juga di tempat-tempat lain di seluruh negeri. Jadi kami belum tahu seperti apa kesudahan pencalonan Partai Republik ini.”
Dua calon kuat anggota Partai Republik yang mendapat suara, tetapi tidak secara aktif bersaing dalam uji pemungutan suara di Iowa adalah mantan Gubernur Massachusetts Mitt Romney dan Gubernur Texas Rick Perry. Perry secara resmi ikut dalam pencalonan presiden hari Sabtu.
Pemenang uji pemungutan suara itu, Michelle Bachman, yang mendapat dukungan besar dari kelompok konservatif sosial serta Tea Party, faksi Partai Republik yang sangat anti-kenaikan pajak dan anti-penghamburan dana pemerintah. Bachmann adalah salah seorang anggota DPR dari fraksi Republik yang menentang kenaikan pagu hutang Amerika awal bulan ini sewaktu Amerika nyaris dinyatakan tidak mampu membayar hutangnya.
Muncul dalam program televisi Fox News Sunday, Bachmann ditanya apakah ia merasa ikut bertanggung jawab atas diturunkannya status kredit Amerika, yang menurut Standard & Poor’s sebagian besar disebabkan oleh kebuntuan politik di Washington.
Ia mengatakan itu adalah tanggung jawab Partai Demokrat, bukan Partai Republik, yang bertanggung jawab atas kesulitan keuangan Amerika.
“Kita tidak bisa menghamburkan uang yang tidak kita punya. Kita harus mulai membayar tagihan hutang. Itulah yang dikatakan Standard & Poor’s,” ujarnya.
Presiden Obama tidak akan menghadapi saingan dari Partai Demokrat dalam pencalonannya untuk masa jabatan kedua. Walaupun jajak pendapat menunjukkan jumlah warga Amerika yang tidak suka dengan kinerjanya lebih besar daripada yang menyetujuinya, hal itu bukanlah tidak biasa bagi seorang presiden yang masih menjabat, setahun sebelum pemilihan berikut.