Pejabat Angkatan Laut Australia dan Amerika mengatakan mereka telah mendeteksi sinyal-sinyal yang kedengaran lebih jelas dan mungkin berasal dari kotak hitam pesawat Malaysia Airlines yang hilang.
Pihak berwenang hari Senin (7/4) mengatakan mereka merasa tergerak oleh temuan ini, tetapi tetap berhati-hati meskipun ada sejumlah indikasi paling jelas sejauh ini mengenai kemungkinan lokasi puing-puing Malaysia Airlines MH370.
Namun, para pejabat menekankan bahwa lokasi pesawat itu belum dapat dipastikan sampai puing-puing pesawat MH370 tersebut terlihat di permukaan atau dasar Samudera Hindia.
Petunjuk terbaik dalam pencarian selama sebulan penuh, terlacak oleh peralatan pendeteksi kotak hitam milik Angkatan Laut Amerika yang ditarik oleh kapal angkatan laut Australia di bawah laut di lebih dari 1,500 kilometer sebelah barat laut Perth, Australia.
Pensiunan kepala angkatan udara Angus Houston, pemimpin tim Australia yang mengkoordinir upaya pencarian internasional, mengatakan deteksi pertama atas sinyal-sinyal akustik pada frekuensi 37.5 kiloherts itu berlangsung selama 2 jam 20 menit. Deteksi kedua, yang terlacak ketika perjalanan pulang, terdengar selama 13 menit.
“Secara signifikan, ini konsisten dengan transmisi dari perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit. Jelas ini adalah petunjuk yang paling menjanjikan,” ujar Houston.
Kapal angkatan laut Inggris, HMS Echo, bergerak ke arah daerah di mana kapal patrol China, Haixun-01, yang menggunakan sebuah hidrofon yang digantungkan di sisi kapal, mendeteksi suara-suara akustik hari Jumat dan Sabtu sekitar dua kilometer jauhnya.
Houston mengatakan kapal-kapal itu berpacu dengan waktu untuk mendapatkan sinyal-sinyal yang lebih banyak di bawah laut.
“Baterai-baterai pesawat itu sudah hampir habis. Karena sudah 31 hari, jadi sudah lewat sehari dari umur baterai pada umumnya. Kami harap baterai-baterainya bisa bertahan lebih lama,” tambahnya.
Komodor Angkatan Laut Royal Australia Peter Leavy mengatakan tim SAR berharap bisa menggunakan peralatan itu untuk mulai mengeksplorasi dasar laut jika mereka mendeteksi lebih banyak sinyal dari benda yang diduga kotak hitam itu.
“Jika mereka memperoleh sinyal-sinyal akustik lagi dari alat pendeteksi yang ditarik kapal, maka itu akan menjadi pemicu untuk meluncurkan kendaraan bawah laut tanpa awak dengan sonar bawah laut, dan kemungkinan besar, kamera untuk pemetaan dan penglihatan secara visual di dasar laut,” ungkap Leavy.
Wilayah di mana sinyal-sinyal akustik terdeteksi, dasar laut berada sekitar 4,500 meter di bawah permukaan. Itu adalah batas kedalaman operasi kendaraan bawah laut tanpa awak tersebut.
Pejabat memperingatkan perlu waktu berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, sebelum bisa menemukan sesuatu di kedalaman itu karena kawasan pencariannya sangat luas.
Malaysia Airlines nomor penerbangan 370 hilang pada tanggal 8 Maret dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat itu mengangkut 239 orang. Sebagian besar penumpangnya adalah warga negara China.
Namun, para pejabat menekankan bahwa lokasi pesawat itu belum dapat dipastikan sampai puing-puing pesawat MH370 tersebut terlihat di permukaan atau dasar Samudera Hindia.
Petunjuk terbaik dalam pencarian selama sebulan penuh, terlacak oleh peralatan pendeteksi kotak hitam milik Angkatan Laut Amerika yang ditarik oleh kapal angkatan laut Australia di bawah laut di lebih dari 1,500 kilometer sebelah barat laut Perth, Australia.
Pensiunan kepala angkatan udara Angus Houston, pemimpin tim Australia yang mengkoordinir upaya pencarian internasional, mengatakan deteksi pertama atas sinyal-sinyal akustik pada frekuensi 37.5 kiloherts itu berlangsung selama 2 jam 20 menit. Deteksi kedua, yang terlacak ketika perjalanan pulang, terdengar selama 13 menit.
“Secara signifikan, ini konsisten dengan transmisi dari perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit. Jelas ini adalah petunjuk yang paling menjanjikan,” ujar Houston.
Kapal angkatan laut Inggris, HMS Echo, bergerak ke arah daerah di mana kapal patrol China, Haixun-01, yang menggunakan sebuah hidrofon yang digantungkan di sisi kapal, mendeteksi suara-suara akustik hari Jumat dan Sabtu sekitar dua kilometer jauhnya.
Houston mengatakan kapal-kapal itu berpacu dengan waktu untuk mendapatkan sinyal-sinyal yang lebih banyak di bawah laut.
“Baterai-baterai pesawat itu sudah hampir habis. Karena sudah 31 hari, jadi sudah lewat sehari dari umur baterai pada umumnya. Kami harap baterai-baterainya bisa bertahan lebih lama,” tambahnya.
Komodor Angkatan Laut Royal Australia Peter Leavy mengatakan tim SAR berharap bisa menggunakan peralatan itu untuk mulai mengeksplorasi dasar laut jika mereka mendeteksi lebih banyak sinyal dari benda yang diduga kotak hitam itu.
“Jika mereka memperoleh sinyal-sinyal akustik lagi dari alat pendeteksi yang ditarik kapal, maka itu akan menjadi pemicu untuk meluncurkan kendaraan bawah laut tanpa awak dengan sonar bawah laut, dan kemungkinan besar, kamera untuk pemetaan dan penglihatan secara visual di dasar laut,” ungkap Leavy.
Wilayah di mana sinyal-sinyal akustik terdeteksi, dasar laut berada sekitar 4,500 meter di bawah permukaan. Itu adalah batas kedalaman operasi kendaraan bawah laut tanpa awak tersebut.
Pejabat memperingatkan perlu waktu berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, sebelum bisa menemukan sesuatu di kedalaman itu karena kawasan pencariannya sangat luas.
Malaysia Airlines nomor penerbangan 370 hilang pada tanggal 8 Maret dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Pesawat itu mengangkut 239 orang. Sebagian besar penumpangnya adalah warga negara China.