Tim sepak bola Piala Dunia Iran menolak menyanyikan lagu kebangsaan mereka pada Senin (21/11) sebelum pertandingan pembuka melawan Inggris di Qatar. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan fans di tanah air yang memprotes penindakan keras pemerintah terhadap berbagai aksi unjuk rasa.
Banyak warga Iran menuduh tim mereka berpihak dengan pemerintah yang berkuasa, meski puluhan tokoh ternama, atlet dan artis Iran telah menyatakan dukungan mereka terhadap para demonstran.
Puluhan demonstran telah tewas dalam berbagai aksi unjuk rasa menentang pemerintah, setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi 16 September lalu, tiga hari setelah ditangkap polisi moral karena tidak mengenakan jilbab secara benar.
Sebelum pergi ke Qatar, tim sepak bola Iran bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi. Foto-foto pertemuan mereka tersebar luas di media sosial, sementara kerusuhan di jalanan terus bergejolak. Salah satu foto memperlihatkan seorang pemain membungkuk di depan presiden.
Para pemain Iran berbaris menjelang diputarnya lagu kebangsaan sebelum pembukaan pertandingan melawan Inggris. Tapi mereka tidak bernyanyi ketika lagu dimainkan. Keputusan itu telah mereka buat sebelumnya.
TV pemerintah Iran tidak menyiarkan para pemain yang bungkam selama lagu kebangsaan dimainkan.
Pada Minggu (20/11), Ehsan Hajsafi, kapten sepak bola nasional Iran, menyatakan simpati bagi "para keluarga yang berduka" di negaranya.
"Kita harus menerima kondisi bahwa negara kita sedang tidak baik-baik dan rakyat kita tidak bahagia," katanya. "Kami berada disini tapi bukan berarti kami tidak bisa jadi suara mereka atau tidak menghormati mereka." [vm/em]