Kantor berita resmi Xinhua mengatakan 15 jenazah yang ditemukan hari Minggu, mengukuhkan korban tewas yang mencapai 17 orang dan 66 buruh tambang lainnya masih belum ditemukan.
Tim SAR China menemukan 15 lagi jenazah buruh tambang yang terkubur oleh tanah longsor yang besar di Tibet. Meskipun semakin tipis harapan untuk menemukan korban yang masih hidup dalam musibah itu, petugas terus berupaya melakukan pencarian korban yang masih selamat dari bencana hari Jumat lalu,
Kantor berita resmi Xinhua mengatakan jenazah-jenazah ditemukan hari Minggu, yang menaikkan jumlah yang sudah dikukuhkan meninggal 17 orang dan 66 buruh tambang lagi masih belum ditemukan. Buruh-buruh tambang tersebut semula berada dalam kamp di kabupaten Maizhokunggar, Daerah Otonom Tibet ketika pegunungan di atasnya rubuh Jumat pagi, mengubur mereka di bawah tumpukan tanah setinggi 20 hingga 50 meter.
Xinhua mengatakan sebagian besar dari 83 buruh tambang dalam kamp itu adalah suku pendatang Han dari provinsi-provinsi Gansu dan Guizhow. Beberapa adalah orang Tibet dari ibukota provinsi, Lhasa.
Tambang tembaga dekat desa Gyama itu dioperasikan oleh anak perusahaan China National Gold Group Corporation, perusahaan milik negara dan produsen emas terbesar di negara itu.
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang telah memerintahkan pihak berwenang agar berusaha sekuat-kuatnya untuk menolong para pekerja yang terkubur.
Kantor berita resmi Xinhua mengatakan jenazah-jenazah ditemukan hari Minggu, yang menaikkan jumlah yang sudah dikukuhkan meninggal 17 orang dan 66 buruh tambang lagi masih belum ditemukan. Buruh-buruh tambang tersebut semula berada dalam kamp di kabupaten Maizhokunggar, Daerah Otonom Tibet ketika pegunungan di atasnya rubuh Jumat pagi, mengubur mereka di bawah tumpukan tanah setinggi 20 hingga 50 meter.
Xinhua mengatakan sebagian besar dari 83 buruh tambang dalam kamp itu adalah suku pendatang Han dari provinsi-provinsi Gansu dan Guizhow. Beberapa adalah orang Tibet dari ibukota provinsi, Lhasa.
Tambang tembaga dekat desa Gyama itu dioperasikan oleh anak perusahaan China National Gold Group Corporation, perusahaan milik negara dan produsen emas terbesar di negara itu.
Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang telah memerintahkan pihak berwenang agar berusaha sekuat-kuatnya untuk menolong para pekerja yang terkubur.