Enam puluh tahun lalu pada 12 April, vaksin polio Dr. Jonas Salk dikukuhkan aman dan efektif. Dalam hanya tiga tahun, seluruh dunia dapat bebas dari polio.
Polio merupakan penyakit yang mengubah hidup dan sebagian besar mempengaruhi anak-anak. Penyakit ini telah ada selama ribuan tahun, bahkan ukiran kuno Mesir menunjukkan pria-pria muda dengan kaki layu, namun baru tahun 1900an jumlah kasusnya meningkat di AS.
Anehnya, penyakit itu terkait dengan sanitasi yang membaik. Sampai saat itu, anak-anak berulangkali terpapar virus polio, dan paparan itu memberikan mereka kekebalan. Dengan higienitas lebih baik, anak-anak mendapat kontak lebih rendah dengan virus tersebut sebagai bayi, dan polio mulai menyebar.
Pada 1940an, epidemik polio menjadi umum di bulan-bulan musim panas di AS. Setiap tahun, ribuan anak-anak dan orang dewasa terkena virus yang sangat menular itu. Sebagian besar bertahan, sekitar 1 persen lumpuh permanen, dan yang lainnya mati.
Salah seorang presiden Amerika, Franklin D. Roosevelt, terinfeksi virus tersebut sebelum masuk Gedung Putih. Di bawah kepemimpinannya, Yayasan Nasional untuk Kelumpuhan Anak-anak, nama lain polio saat itu, meminta rakyat Amerika untuk menyumbang 1 dime atau 10 sen untuk melawan polio. Yayasan itu kemudian dikenal sebagai The March of Dimes.
Dengan adanya sumbangan dana, para peneliti mulai bekerja membuat vaksin pencegah polio. Pada 12 April 1955, Salk mengumumkan bahwa ia telah mengembangkan vaksin polio yang siap dipakai. Beberapa tahun kemudian, vaksin oral buatan Dr. Albert Sabin siap.
Upaya global untuk memberantas polio dimulai tahun 1988, dipimpin Badan Kesehatan Dunia WHO, UNICEF dan Rotary Foundation. Sejak saat itu, WHO melaporkan bahwa jumlah kasus polio telah turun lebih dari 99 persen, dari sekitar 350.000 kasus pada 1988 menjadi 416 kasus yang dilaporkan pada 2013.
Saat ini, infeksi dan penyakit tinggal ada di tiga negara, yaitu Nigeria, Afghanistan dan Pakistan. Nigeria telah menghadapi banyak kemajuan, dengan tidak adanya kasus polio pada sedikitnya delapan bulan terakhir. Namun tidak mudah untuk memvaksinasi anak-anak di wilayah yang berkonflik.
Itulah sebabnya mengapa polio masih ada di Afghanistan dan Pakistan. Konflik-konflik di negara-negara ini memberikan tantangan nyata bagi tujuan internasional untuk memberantas polio pada 2018.