David Stuckler, pakar sosiologi pada Universitas Cambridge, Inggris dan penulis laporan penelitian itu, mengatakan, “Negara-negara yang terkena krisis ekonomi yang parah, Irlandia, Spanyol, dan negara-negara Baltik, mengalami kenaikan angka bunuh diri yang lebih besar. Tetapi di Yunani, kenaikan itu mencapai16 persen.”
Penelitian Stuckler mengkaji laporan-laporan 10 negara Eropa dari tahun 2007 sampai 2009. Sembilan negara mengalami peningkatan kasus bunuh diri sebesar lima persen. Di Irlandia, kenaikannya mencapai 13 persen.
Penelitiannya menemukan bahwa di negara-negara di mana pemerintahnya membantu warga kembali bekerja, tidak ada kenaikan angka bunuh diri. Contohnya adalah Swedia dan Finlandia.
Lebih lanjut, Stuckler mengatakan, “Kami menemukan bahwa dengan hanya memberi uang kepada orang-orang terkena PHK nampaknya tidak membantu. Tetapi, membuat orang terdorong untuk bangun pagi, berharap bisa mencari pekerjaan yang baik dan sesuai nampaknya merupakan cara yang paling jitu untuk membantu orang mengatasi masalahnya.”
Penemuan ini diterbitkan dua minggu lalu di majalah kesehatan The Lancet.
Yunani mengalami defisit anggaran besar. Selama lebih dari setahun, pemerintahnya telah memangkas pengeluaran dan menaikkan pajak untuk memperbaiki kondisi keuangan negara.
Pavlos Tsimas, wartawan yang bertugas di Yunani, baru-baru ini membuat film dokumenter mengenai peningkatan angka bunuh diri. Ia mengatakan kebanyakan warga Yunani yang bunuh diri adalah laki-laki.