Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida merombak kabinetnya, Rabu (10/8), setelah tingkat dukungan terhadap kinerja pemerintahnya menyusut.
Ia mencopot jabatan menteri pertahanan ang selama ini dipegang Nobuo Kishi, saudara mendiang Shinzo Abe, dan menyerahkannya ke politikus berpengalaman Yasukazu Hamada.
Kishida memimpin partainya yang berkuasa meraih kemenangan dalam pemilihan majelis tinggi bulan lalu, beberapa hari setelah Abe ditembak mati oleh seorang pria yang membenci Gereja Unifikasi.
Sejak itu, sewaktu publik mulai mengawasi hubungan gereja itu dengan para politisi Jepang dan bagaimana Kishida menangani ekonomi, tingkat dukungan terhadap pemerintahnya menurun.
Jajak pendapat yang dilakukan NHK menunjukkan bahwa tingkat dukungan menyusut 13 persen dalam tiga pekan menjadi 46 persen. Sementara itu jajak pendapat yang dilakukan harian Yomiuri Shimbun menunjukkan penurunan delapan persen dari Juli menjadi 57 persen.
Jabatan menteri pertahanan yang dipegang Hamada memainkan peran kunci penting mengingat janji Kishida untuk meningkatkan anggaran pertahanan untuk melawan ancaman yang berkembang dari China dan Korea Utara.
Hamada bukan orang baru di kancah politik Jepang. Ia sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan dari 2008 hingga 2009.
Menurut daftar anggota kabinet baru yang dibacakan juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno, Katsunobu Kato -- yang pernah menjabat sebagai menteri kesehatan di bawah Abe -- kembali menjadi kepala kementerian itu.
BACA JUGA: Jepang Ungkap Rekor Baru Anggaran Tahunan dan Belanja PertahananTokoh flamboyan Taro Kono, yang juga pernah memegang beberapa jabatan kementerian terkemuka, diangkat menjadi menteri urusan digital.
Sanae Takaichi, yang dikenal karena pandangannya yang agresif, adalah menteri keamanan ekonomi yang baru.
Menteri luar negeri dan menteri keuangan saat ini tetap pada posisi mereka. [ab/uh]