Tingkat Dukungan Publik Terhadap Trump Meningkat

  • Jim Malone

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat memberikan sambutan pada acara National Prayer Breakfast, 8 Februari 2018, di Washington, D.C.

Jajak pendapat publik terbaru Universitas Quinnipiac menunjukkan, tingkat dukungan publik terhadap kinerja Presiden Donald Trump mencapai 40 persen, yang terbaik dalam tujuh bulan. Para analis mengatakan, meningkatnya dukungan ini kemungkinan karena ekonomi yang kuat. Namun, menurut mereka, Trump mengambil risiko politik dengan terus mengecam Demokrat dan penyelidikan yang sedang berlangsung mengenai kemungkinan adanya kolusi antara Rusia dan kubu kampanye kepresidenannya.

Presiden Trump menonjolkan manfaat refomasi pajak yang berhasil diwujudkannya dalam sebuah kunjungan ke sebuah pabrik di Ohio.

Presiden Donald Trump saat mengunjungi Sheffer Corporation di Blue Ash, Ohio, untuk mempromosikan kebijakan pajaknya, 5 Februari 2018.

Namun Trump juga mengecam para anggota Kongres dari Partai Demokrat yang tidak memberinya sambutan meriah pada Pidato Kenegaraannya beberapa waktu lalu.

“Mereka seperti mati dan bersikap seakan bukan orang Amerika, bukan orang Amerika. Ada yang mengatakan, mereka berkhianat. Bisa saja kita menyebutnya seperti itu. Bisakah kita menyebut itu tindakan berkhianat? Mengapa tidak?,” kata Trump.

Pernyataannya tersebut sangat menyimpang dari pidatonya baru-baru ini di hadapan Kongres, di mana ia berusaha membangkitkan prospek semangat bipartisan, yang mengatakan, "Saya menyerukan agar kita semua mengesampingkan perbedaan, mencari kesamaan, dan mengusahakan persatuan yang diperlukan rakyat.”

Tingkat dukungan publik yang sedikit membaik terhadap kinerja Trump mengisyaratkan, para pemilih mulai mengakui perannya dalam perbaikan ekonomi

Namun, menurut Jim Kessler dari lembaga penelitian Third Way di Washington DC, luapan kemarahan Trump terhadap fraksi Demokrat bisa merusak dukungan itu.

“Anda tahu, kalau Trump pintar, ia akan berusaha bergerak ke tengah dan membuat kesepakatan dengan Demokrat. Namun pemerintahannya tidak menunjukkan kemampuan untuk berjalan mulus tanpa gangguan dalam waktu lebih dari sepekan. Jadi sebelum mereka bisa mewujudkan beberapa pekan yang berjalan mulus, saya kira akan terus ada kekacauan,” kata Jim Kessler.

Trump dan sejumlah sekutunya di kubu Republik juga terus mengeluhkan penyelidikan mengenai campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden tahun 2016.

Fraksi Demokrat memandang itu sebagai usaha terkoordinasi untuk mengganggu penyelidikan yang dipimpin oleh penyelidik khusus Robert Mueller.

Penyidik Khusus Robert Mueller di Gedung Capitol, Washington, D.C., 21 Juni 2017. (Foto: dok)

Pemimpin Demokrat di Senat, Chuck Schumer, mengatakan, “Mereka terus menggembar-gemborkan teori-teori konspirasi, dengan segala sentimen yang mengada-ada. Mereka tidak mau berhenti, mungkin karena mereka takut terhadap penyelidikan yang sesungguhnya. Mereka takut apa yang dilakukan oleh Mueller dan yang akan terus dilakukannya akan mengungkap sesuatu.”

Penyelidikan Mueller tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir. John Fortier, seorang analis dari Pusat Kebijakan Bipartisan, mengatakan, terus berlangsungnya penyelidikan itu akan menjadi faktor yang berpengaruh dalam pemilu sela Kongres tahun ini.

Baca juga: Laporan: Pengacara Sarankan agar Trump Tolak Pertemuan dengan Penyelidik Khusus​

“Penyelidikan itu membayangi kepresidenannya. Kita tidak tahu waktunya sampai kapan. Seiring dengan bergeraknya waktu pada tahun ini, kita tidak tahu apa yang akan terungkap, dan apa pun hasilnya (terbukti atau tidaknya dugaan campur tangan Rusia) bisa menghebohkan,” jelasnya.

Perbaikan tingkat dukungan publik terhadap kinerja Presiden Trump kemungkinan dapat membantu fraksi Republik mempertahankan mayoritas di Kongres pada pemilu sela tahun ini. [ab/lt]