Jumlah kasus pembajakan di laut di seluruh dunia turun 35 persen pada kuartal pertama 2013 berkat peningkatan keamanan oleh angkatan laut.
KUALA LUMPUR —
Tingkat pembajakan di laut seluruh dunia turun 35 persen dibandingkan setahun sebelumnya pada kuartal pertama 2013, dengan sorotan beralih ke Afrika Barat seiring bantuan angkatan-angkatan laut untuk menjauhkan pembajak dari Somalia, menurut lembaga pengawas maritim internasional, Senin (15/4).
Biro Maritim Internasional yang berbasis di London menyatakan 66 serangan tercatat di seluruh dunia pada tiga bulan pertama tahun ini, turun dari 102 pada periode yang sama tahun lalu. Empat kapal dibajak, 75 awak kapal disandera dan satu dibunuh dalam periode tersebut, menurut data yang dikumpulkan oleh pusat pelaporan pembajakan milik biro tersebut di Malaysia.
Biro tersebut menambahkan bahwa lima serangan dilaporkan dekat Somalia dan Teluk Aden, termasuk satu pembajakan. Jumlah itu menurun drastis dari 36 kasus setahun yang lalu, berkat peningkatan patroli angkatan laut yang dipimpin Amerika Serikat dan peningkatan pengamanan terhadap kapal-kapal yang transit di wilayah itu. Pada 2010, 49 kapal dibajak dekat Somalia dan lebih dari 1.000 awak kapal disandera.
Pembajakan laut turun ke tingkat terendah dalam lima tahun pada 2012. Sebanyak 297 serangan tercatat di seluruh dunia, turun drastis dari 439 pada 2011.
Pada saat yang sama, pembajakan laut menjadi kekhawatiran lebih besar di Teluk Guinea di Afrika bagian barat. Biro ini melaporkan 15 serangan di teluk tersebut, termasuk tiga pembajakan kapal.
Lembaga itu mengatakan Nigeria bertanggung jawab atas 11 serangan dengan pembajakan sebuah kapal berawak 15 orang. Seorang awak kapal tanker bahan kimia tewas ketika kapal itu ditembak di Lagos. Tiga insiden lain dilaporkan di Pantai Gading, dengan pembajakan dua tanker bahan bakar.
Pembajakan di Teluk Guinea meningkat dari perampokan bersenjata tingkat rendah ke pembajakan serta pencurian kargo dan penculikan. Tahun lalu, lembaga asuransi di London, Lloyd's Market Association, menempatkan Nigeria yang kaya minyak, negara tetangganya Benin dan perairan di sekitarnya pada kategori risiko yang sama dengan Somalia.
Biro tersebut memuji pasukan angkatan laut atas aksi cepat yang mengarah pada pembebasan segera kapal nelayan Iran yang dibajak dan dalam kasus lain, penangkapan 12 bajak laut setelah penyerangan terhadap kapal target digagalkan.
Di luar perairan Afrika, Indonesia mencatat 25 insiden, namun sebagian besar merupakan pencurian kelas rendah. (AP)
Biro Maritim Internasional yang berbasis di London menyatakan 66 serangan tercatat di seluruh dunia pada tiga bulan pertama tahun ini, turun dari 102 pada periode yang sama tahun lalu. Empat kapal dibajak, 75 awak kapal disandera dan satu dibunuh dalam periode tersebut, menurut data yang dikumpulkan oleh pusat pelaporan pembajakan milik biro tersebut di Malaysia.
Biro tersebut menambahkan bahwa lima serangan dilaporkan dekat Somalia dan Teluk Aden, termasuk satu pembajakan. Jumlah itu menurun drastis dari 36 kasus setahun yang lalu, berkat peningkatan patroli angkatan laut yang dipimpin Amerika Serikat dan peningkatan pengamanan terhadap kapal-kapal yang transit di wilayah itu. Pada 2010, 49 kapal dibajak dekat Somalia dan lebih dari 1.000 awak kapal disandera.
Pembajakan laut turun ke tingkat terendah dalam lima tahun pada 2012. Sebanyak 297 serangan tercatat di seluruh dunia, turun drastis dari 439 pada 2011.
Pada saat yang sama, pembajakan laut menjadi kekhawatiran lebih besar di Teluk Guinea di Afrika bagian barat. Biro ini melaporkan 15 serangan di teluk tersebut, termasuk tiga pembajakan kapal.
Lembaga itu mengatakan Nigeria bertanggung jawab atas 11 serangan dengan pembajakan sebuah kapal berawak 15 orang. Seorang awak kapal tanker bahan kimia tewas ketika kapal itu ditembak di Lagos. Tiga insiden lain dilaporkan di Pantai Gading, dengan pembajakan dua tanker bahan bakar.
Pembajakan di Teluk Guinea meningkat dari perampokan bersenjata tingkat rendah ke pembajakan serta pencurian kargo dan penculikan. Tahun lalu, lembaga asuransi di London, Lloyd's Market Association, menempatkan Nigeria yang kaya minyak, negara tetangganya Benin dan perairan di sekitarnya pada kategori risiko yang sama dengan Somalia.
Biro tersebut memuji pasukan angkatan laut atas aksi cepat yang mengarah pada pembebasan segera kapal nelayan Iran yang dibajak dan dalam kasus lain, penangkapan 12 bajak laut setelah penyerangan terhadap kapal target digagalkan.
Di luar perairan Afrika, Indonesia mencatat 25 insiden, namun sebagian besar merupakan pencurian kelas rendah. (AP)