Tiongkok mengakui telah mengirimkan kapal tambahan ke wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan dengan Filipina.
Tiongkok hari Kamis menyebut Filipina tidak tulus dalam menginginkan penyelesaian sengketa yang telah berlangsung dua bulan mengenai kepulauan di Laut Cina Selatan.
Menteri Luar Negeri Tiongkok menyebut aksi-aksi provokatif yang tidak spesifik yang dilakukan Filipina di sekitar Lubuk Scarborough.
Pada saat yang sama juru bicara Hong Lei mengakui mengirim lebih banyak kapal ke kepulauan berbatu itu, dikenal sebagai Huangyan di Tiongkok, untuk memperkuat pengawasannya.
Hong mengatakan Tiongkok punya kedaulatan yang tidak disangsikan atas Kepulauan Huangyan. Ia mengatakan kapal-kapal itu adalah kapal-kapal pemerintah yang melakukan pengintaian maritim dan menyediakan pengamanan bagi kapal-kapal pukat. Ia mengatakan dengan menyediakan pengamanan seperti itu nelayan Tiongkok bisa beroperasi secara bebas di sana.
Lubuk Scarborough telah menjadi ajang sengketa sejak April ketika sebuah kapal perang Filipina berusaha mencegat kapal-kapal pukat Tiongkok.
Kapal pengintai Tiongkok berhasil mencegah kapal-kapal itu dicegat dan kedua pihak sejak itu terlibat dalam perang kata-kata.
Carl Thayer, guru besar pada Akademi Angkatan Bersenjata Australia, mengatakan kedatangan lebih banyak kapal Tiongkok menunjukkan bagaimana Tiongkok membandingkan kemampuan angkatan lautnya dengan angkatan laut Filipina.
“Kedatangan kapal-kapal lain memberi tekanan besar terhadap Filipina yang, dalam saat-saat terbaiknya, pasukan penjaga pantainya beruntung punya satu kapal yang masih baik di laut lepas. Tetapi, menempatkan kapal di Lubuk Scarborough, jauh dari Kepulauan Spartly dan wilayah-wilayah lain di mana kapal itu seharusnya berpatroli, bisa mengakibatkan ketegangan pada sumber-sumber dan juga kemampuan kapal itu. Jadi sepertinya Tiongkok melakukan tekanan luar biasa. Semuanya tanpa kekerasan dan tidak mengancam, untuk menunjukkan kedaulatanny,” paparnya.
Pihak berwenang Tiongkok mengakui sekitar 20 kapal pukatnya berada di wilayah itu, meskipun ada larangan penangkapan ikan yang diberlakukan sementara.
Filipina mengatakan nelayan Tiongkok melanggar larangan itu.
Thayer mengatakan, apabila Tiongkok bersungguh-sungguh mengenai bertambahnya persediaan ikan, Tiongkok akan menarik pulang kapal-kapal itu, dan bukannya mengirim lebih banyak kapal. Tetapi, ia mengatakan kapal-kapal itu melanggar larangan penangkapan ikan Tiongkok.
Lubuk Scarborough terletak sekitar 230 kilometer barat laut Filipina, tetapi Tiongkok bukan hanya mengklaim kepulauan itu tetapi sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan.
Menteri Luar Negeri Tiongkok menyebut aksi-aksi provokatif yang tidak spesifik yang dilakukan Filipina di sekitar Lubuk Scarborough.
Pada saat yang sama juru bicara Hong Lei mengakui mengirim lebih banyak kapal ke kepulauan berbatu itu, dikenal sebagai Huangyan di Tiongkok, untuk memperkuat pengawasannya.
Hong mengatakan Tiongkok punya kedaulatan yang tidak disangsikan atas Kepulauan Huangyan. Ia mengatakan kapal-kapal itu adalah kapal-kapal pemerintah yang melakukan pengintaian maritim dan menyediakan pengamanan bagi kapal-kapal pukat. Ia mengatakan dengan menyediakan pengamanan seperti itu nelayan Tiongkok bisa beroperasi secara bebas di sana.
Lubuk Scarborough telah menjadi ajang sengketa sejak April ketika sebuah kapal perang Filipina berusaha mencegat kapal-kapal pukat Tiongkok.
Kapal pengintai Tiongkok berhasil mencegah kapal-kapal itu dicegat dan kedua pihak sejak itu terlibat dalam perang kata-kata.
Carl Thayer, guru besar pada Akademi Angkatan Bersenjata Australia, mengatakan kedatangan lebih banyak kapal Tiongkok menunjukkan bagaimana Tiongkok membandingkan kemampuan angkatan lautnya dengan angkatan laut Filipina.
“Kedatangan kapal-kapal lain memberi tekanan besar terhadap Filipina yang, dalam saat-saat terbaiknya, pasukan penjaga pantainya beruntung punya satu kapal yang masih baik di laut lepas. Tetapi, menempatkan kapal di Lubuk Scarborough, jauh dari Kepulauan Spartly dan wilayah-wilayah lain di mana kapal itu seharusnya berpatroli, bisa mengakibatkan ketegangan pada sumber-sumber dan juga kemampuan kapal itu. Jadi sepertinya Tiongkok melakukan tekanan luar biasa. Semuanya tanpa kekerasan dan tidak mengancam, untuk menunjukkan kedaulatanny,” paparnya.
Pihak berwenang Tiongkok mengakui sekitar 20 kapal pukatnya berada di wilayah itu, meskipun ada larangan penangkapan ikan yang diberlakukan sementara.
Filipina mengatakan nelayan Tiongkok melanggar larangan itu.
Thayer mengatakan, apabila Tiongkok bersungguh-sungguh mengenai bertambahnya persediaan ikan, Tiongkok akan menarik pulang kapal-kapal itu, dan bukannya mengirim lebih banyak kapal. Tetapi, ia mengatakan kapal-kapal itu melanggar larangan penangkapan ikan Tiongkok.
Lubuk Scarborough terletak sekitar 230 kilometer barat laut Filipina, tetapi Tiongkok bukan hanya mengklaim kepulauan itu tetapi sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan.