Satu toko kecil perawatan layar kapal di pesisir Maine mulai membuat masker untuk petugas medis yang membutuhkan perlindungan dari penularan virus corona. Pemilik toko itu, Eric Baldwin, dan dua stafnya mengatakan ingin berbuat sesuatu untuk membantu.
Di pesisir Maine, Eric Baldwin dan dua stafnya biasanya menjual, memperbaiki, dan mencuci layar kapal. Mereka memanfaatkan kelebihan bahan layar untuk membuat tas jinjing dan mendapat uang tambahan. Tetapi ketika wabah virus corona memperlambat bisnis, mereka mendedikasikan waktu dan tenaga untuk membuat masker yang diperlukan petugas medis dan orang-orang yang membutuhkan perlindungan dari COVID-19.
Dari bengkel kerjanya, North Sails, di desa kecil South Freeport, sekitar 20 mil utara Portland, Baldwin mengatakan, "Kami mempunyai mesin-mesinnya dan sebagian sumber daya untuk bisa segera membuat masker-masker itu. Jadi, kami mulai pada hari Sabtu, mempelajari cara pembuatannya dan sepenuhnya mulai memproduksi Sabtu siang, dan berlanjut sampai Minggu. Permintaan sejauh ini luar biasa."
Baldwin, usia 53 tahun, telah mengoperasikan tokonya selama sekitar 25 tahun. Ia mendapat ide membuat masker dari karyawatinya, Karen Haley. Mereka langsung bergerak, membuat masker, mengirimnya ke siapa saja yang membutuhkan. Sejauh ini, mereka sudah mengirim ke Arizona setelah tersebar kabar di media sosial bahwa mereka menyediakan masker.
Meskipun masih mendapat pesanan tas jinjing dan layar, sebagian waktu kerja Baldwin dan pegawainya disisihkan untuk membuat masker. Seorang karyawan, Alan Platner, malah dengan suka rela membawa kain-kain itu untuk dijahit di rumah.
“Menyenangkan. Ini sesuatu yang berbeda,” tambah Baldwin.
Baldwin, Haley dan Platner berbagi tugas sesuai keahlian masing-masing. Haley bertugas memotong. Sambil tertawa, Haley mengakui, ia tidak bisa menjahit. Sambil juga tertawa, Baldwin menimpali, "Di sini hanya laki-laki yang bisa menjahit."
Baldwin mempekerjakan Haley hampir dua tahun lalu untuk membantunya mengelola bisnis sampingan, memproduksi tas jinjing. Bisnis itu merupakan penopang bagi perusahaan Baldwin semasa Amerika dilanda resesi tahun 2008 sehingga bisnis tetap hidup dan ia tidak sampai memberhentikan stafnya yang minim.
Kini, ia kembali menghadapi kekacauan situasi ekonomi akibat krisis kesehatan.
BACA JUGA: Trump: 1 Juta Orang AS Jalani Tes Virus CoronaMenurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, masker kain menjadi pilihan manakala persediaan masker telah habis. Pasokan masker di dunia menipis selama pandemi.
Baldwin dan kedua karyawannya bergabung dengan sukarelawan di seluruh dunia yang membuat masker kain yang bisa dicuci dan digunakan lagi. Upaya mereka tidak sia-sia. Penerima masker menyampaikan terima kasih atas pemberian mereka.
''Tanggapan dari masyarakat sangat luar biasa,'' cetus Haley. “Mereka sangat menghargai apa yang kami lakukan.”
Haley menuturkan, penerima masker kain buatan perusahaannya beragam, mulai dari seorang istri yang suaminya bekerja sebagai teknisi medis darurat, perawat dan asisten perawat, sampai pekerja sosial yang bertugas dari rumah ke rumah.
Baldwin memperkirakan, ia dan karyawannya mempunyai cukup bahan untuk membuat sampai 500 masker lagi. Namun, persediaan tali elastis untuk masker itu sudah menipis sehingga mungkin mereka harus berhenti memproduksi begitu tali habis. Ia sekarang masih terus mencari tambahan tali elastis.
BACA JUGA: Trump: Akan Ada Lonjakan Kematian akibat Virus Corona di ASKalaupun tidak lagi bisa memproduksi masker di Maine, Baldwin yakin upayanya akan berlanjut di tempat lain karena ia telah memberitahu apa yang dilakukannya kepada jaringan North Sails di seluruh Amerika. Empat toko, antara lain di San Diego, Chicago dan Annapolis sudah menyatakan kesediaan membuat masker.
Sedangkan bisnis membuat layar kapal, baik Baldwin maupun dua karyawannya siap mengerjakannya di rumah. Tetapi, sejauh ini belum ada pesanan baru. Sedangkan pembuatan untuk pesanan yang ada, sementara ini ditunda.
"Orang tidak memikirkan kapal mereka," pungkasnya. [ka/jm]