Geert Wilders, tokoh populis sayap kanan dan anti-Islam, hampir pasti meraih kemenangan telak dalam pemilu parlemen Belanda yang digelar pada Rabu (22/11). Kemenangannya menjadi salah satu kekacauan politik terbesar di Belanda sejak Perang Dunia II dan akan mengguncang seluruh Eropa.
Hasil pemilu tersebut membuatnya berada dalam posisi untuk memimpin perundingan pembentukan koalisi pemerintahan yang baru dan memungkinkannya menjadi perdana menteri Belanda di kala terjadi pergolakan politik di sebagian besar wilayah Eropa.
Jajak pendapat yang diterbitkan oleh stasiun televisi nasional NOS menunjukkan bahwa Partai Kebebasan yang dipimpin Wilders memenangkan 35 dari 150 kursi majelis rendah parlemen – lebih dari dua kali lipat jumlah yang diperolehnya pada pemilu yang lalu, yaitu 17 kursi.
“Saya harus mencubit lengan saya,” ujarnya berkelakar.
BACA JUGA: Nasionalis Rusia yang Dipenjara Mencalonkan Diri Jadi Presiden“Para pemilih mengatakan ‘kami muak. Amat sangat muak’,” ungkap Wilders yang sangat gembira. Ia mengatakan, kini ia akan menjalankan misi untuk mengakhiri “tsunami pencari suaka,” merujuk pada masalah migrasi yang mendominasi masa kampanye.
Ia juga menyerukan kepada partai-partai lain untuk terlibat dalam perundingan koalisi secara konstruktif.
Partai yang paling dekat dengan Partai Kebebasan Wilders adalah aliansi Partai Buruh berhaluan kiri-tengah dan Partai Hijau Kiri, yang diperkirakan meraih 26 kursi.
Program pemilu Wilders mencakup seruan referendum untuk menarik keluar Belanda dari Uni Eropa, penghentian total program penerimaan para pencari suaka, serta penolakan terhadap migran di perbatasan Belanda. [rd/jm]