Ratusan orang berbaris pada Minggu (5/12) melalui pusat kota Brussels untuk memprotes pengetatan pembatasan sosial terkait COVID-19 yang kembali diberlakukan pemerintah Belgia untuk mengatasi lonjakan terbaru kasus virus mematikan itu.
Para demonstran memprotes langkah-langkah baru yang diumumkan Jumat (3/12), minggu ketiga secara berturut-turut di mana pemerintah memperketat aturan karena lonjakan kasus terbaru yang semakin membebani layanan kesehatan negara itu, membuat orang-orang dengan penyakit yang mengancam jiwa lainnya – seperti kanker – tidak dapat diobati.
Sambil berbaris ke markas besar Uni Eropa, para demonstran meneriakkan kata-kata “kebebasan! Kebebasan!” dan membawa spanduk besar bertuliskan “bersatu untuk kebebasan, hak dan anak-anak kita!” Sebagian lainnya membawa pernyataan-pernyataan protes terhadap vaksin dan seruan agar pemerintah tidak mewajibkan vaksinasi virus COVID-19.
Perdana Menteri Alexander De Croo pada Jumat lalu mengumumkan bahwa pada musim liburan kali ini taman kanak-kanak dan sekolah dasar akan ditutup seminggu lebih awal dan anak-anak seharusnya memakai masker sejak usia enam tahun.
Pemerintah juga membatasi acara di dalam ruangan hanya untuk maksimal 200 orang.
Sebelumnya selama tiga minggu pemerintah menutup klub-klub malam dan memerintahkan bar dan restoran tutup pada pukul 11 malam. Spekulasi yang tersebar luas adalah waktu penutupan akan dimajukan menjadi pukul 20.00, tetapi Kabinet De Croo memutuskan tidak akan melakukan hal itu saat ini.
Belgia juga mewajibkan imunisasi terhadap virus corona bagi semua petugas kesehatan mulai 1 Januari.
BACA JUGA: Kekhawatiran atas Varian Baru COVID Picu Lebih Banyak Pembatasan Perjalanan di DuniaPekerja akan memiliki waktu tiga bulan untuk memenuhi kewajiban vaksinasi itu. Selama periode itu, mereka yang tetap tidak bersedia divaksinasi akan diberitahu tentang penangguhan kontrak mereka, kecuali dapat memberikan sertifikat pemulihan COVID-19 atau tes negatif secara terakhir – dan ini berarti untuk sementara mereka akan menganggur.
Mulai April 2022, pekerja yang tidak memiliki justifikasi yang layak tentang mengapa mereka menolak vaksinasi, akan dipecat.
Angka kasus virus corona di negara berpenduduk 11 juta jiwa itu kini mencapai puncaknya. Setiap minggu ada 17.862 kasus harian yang dilaporkan, atau naik 6% dari minggu sebelumnya. Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit juga naik 4%. Lebih dari 3.700 orang telah dirawat di rumah sakit karena COVID-19, di mana 821 dirawat di unit perawatan intensif. Lebih dari 27.000 orang telah meninggal dunia sejak wabah merebak Maret 2020. [em/jm]