Israel telah gagal memenuhi tuntutan AS untuk mengizinkan dibukanya akses yang lebih besar untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, yang berada dalam kondisi terburuk dalam perang selama 13 bulan terakhir, kata organisasi-organisasi bantuan internasional, hari Selasa (12/11).
Bulan lalu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyerukan kepada Israel untuk “meningkatkan” aliran bantuan makanan dan bantuan darurat lainnya ke wilayah Palestina, dengan memberi tenggat waktu selama 30 hari, yang berakhir pada Selasa, 12 November.
AS memperingatkan bahwa jika tuntutannya tidak dipenuhi, maka berdasarkan undang-undang AS harus mengurangi bantuan militernya kepada Israel, ketika Israel sedang berperang melawan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.
Israel telah mengumumkan sederet langkah untuk memperbaiki situasi. Akan tetapi, para pejabat AS baru-baru ini mengisyaratkan bahwa langkah Israel belum memadai, meski Washington belum menyatakan bahwa mereka akan mengambil tindakan.
Menteri luar negeri Israel yang baru, Gideon Saar, tampak meremehkan tenggat waktu tersebut. Ia mengatakan kepada wartawan pada Senin (11/11) bahwa ia yakin “masalahnya akan teratasi.”
BACA JUGA: Israel Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza Jelang Tenggat dari ASPemerintahan Biden mungkin memiliki pengaruh yang lebih kecil setelah terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden, sosok pendukung kuat Israel pada masa kepresidenannya yang pertama.
Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, pada Selasa mengecam para pengkritik dengan mengatakan bahwa Israel melakukan ‘upaya maksimal’ untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Pemerintah Israel menanggapi dengan sangat serius surat yang dikirim hampir sebulan yang lalu ke pemerintah Israel dari Menteri Austin dan Menteri Blinken. Kami menanggapi sangat serius isi surat itu. Kami sudah mempalajarinya dengan seksama dan menindaklanjutinya dengan niat terbaik yang kami bisa untuk memungkinkan masuknya bantuan sebanyak mungkin,” kata Mencer.
Laporan yang diterbitkan hari Selasa dan disusun oleh delapan organisasi bantuan internasional itu merinci 19 tuntutan AS. Laporan itu menyatakan bahwa Israel telah gagal mematuhi 15 tuntutan dan hanya mematuhi empat tuntutan lain secara parsial.
BACA JUGA: Warga Gaza Tanggapi Keputusan Israel Akhiri Hubungan dengan UNRWA: ‘Ini Hukuman Mati’Pada surat tertanggal 13 Oktober yang ditandatangani Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Amerika menyerukan kepada Israel, di antaranya, untuk mengizinkan masuknya minimum 350 truk sembako ke Gaza setiap hari, membuka pintu penyeberangan kelima ke wilayah yang dikepung itu, mengizinkan orang-orang yang berada di tenda-tenda kamp pesisir sesuai perintah Israel untuk pindah ke daratan sebelum musim dingin, dan menjamin akses kelompok-kelompok bantuan menuju wilayah Gaza utara yang terdampak parah oleh perang.
Amerika juga menyerukan Israel untuk menghentikan sementara legislasi yang akan menghalangi operasi badan PBB untuk pengungsi Palestina, atau UNRWA.
Setelah laporan itu diterbitkan, militer Israel mengumumkan pembukaan pintu penyeberangan kelima pada Selasa, yang terletak di dekat kota Deir al-Balah, Gaza. Israel juga akan mengizinkan pengiriman pasokan ke Gaza tengah dan selatan.
Meski sudah berusaha meningkatkan aliran bantuan, jumlahnya masih jauh di bawah tuntutan AS. Warga Gaza juga masih berdesakan di tenda-tenda pengungsi, sementara akses bagi pekerja bantuan ke Gaza utara masih dibatasi, dan Israel tetap melanjutkan legislasinya yang menghalangi UNRWA. [rd/ab]