Banyak korban yang dilaporkan tewas berasal dari provinsi pertambangan Compostela Valley dan provinsi Davao Oriental yang terletak di pantai Filipina.
Para pejabat Filipina mengatakan jumlah yang meninggal akibat Topan Bopha telah meningkat hingga lebih dari 230 orang, sementara tim-tim SAR masih melakukan pencarian terhadap ratusan orang yang masih dinyatakan hilang di propinsi-propinsi bagian Selatan Filipina yang paling parah dilanda topan itu.
Sedikitnya 142 orang tewas di propinsi Compostela Valley, sebuah kawasan pegunungan dimana longsor dan banjir bandang menyapu dua tempat penampungan darurat dan sebuah kamp militer.
Di propinsi di dekatnya, Davao Oriental, yang terletak di sepanjang pantai, puluhan orang tewas akibat banjir bandang dan pecahan benda yang berterbangan akibat badai hebat yang menghantam Selasa. Para pejabat mengatakan di sejumlah kota, hanya sedikit bangunan masih tampak berdiri.
Lebih dari 85 ribu orang mengungsi di tempat-tempat penampungan pemerintah. Minnie Portales dari World Vision memberitahu VOA bahwa banyak orang yang selamat sekarang menghadapi kekurangan pangan dan pemondokan.
Militer menggunakan helikopter-helikopter untuk mendatangkan bantuan dan peralatan berat ke banyak daerah yang terpencil karena pemadaman listrik, kekurangan komunikasi, dan jalan-jalan serta jembatan yang hancur.
Pada tengah hari Rabu waktu setempat, Bopha yang melemah telah bergerak ke Laut Cina Selatan, setelah menghantam kawasan-kawasan resor populer di Filipina Barat.
Topan Bopha, badai terkuat melanda negara itu tahun ini, mencapai daratan pantai timur pulau Mindanao Selasa pagi (4/12) dengan membawa angin berkecepatan lebih dari 200 kilometer per jam yang menumbangkan pohon-pohon dan memutuskan kabel listrik. Banjir menghanyutkan sebuah truk angkatan darat yang penuh tentara dan banyak dari mereka meninggal dunia.
Sekitar 41 ribu penduduk diungsikan ke tempat penampungan pemerintah sebelum topan mencapai daratan. Kira-kira 80 penerbangan dalam negeri telah dibatalkan, sementara kapal-kapal diperintahkan tetap berada di pelabuhan.
Joe Curry, pimpinan Pelayanan Pertolongan Katholik di Filipina, memberitahu VOA bahwa pihak berwenang tampaknya lebih siap menghadapi badai ini dibanding badai tropis Washi tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.
Sedikitnya 142 orang tewas di propinsi Compostela Valley, sebuah kawasan pegunungan dimana longsor dan banjir bandang menyapu dua tempat penampungan darurat dan sebuah kamp militer.
Di propinsi di dekatnya, Davao Oriental, yang terletak di sepanjang pantai, puluhan orang tewas akibat banjir bandang dan pecahan benda yang berterbangan akibat badai hebat yang menghantam Selasa. Para pejabat mengatakan di sejumlah kota, hanya sedikit bangunan masih tampak berdiri.
Lebih dari 85 ribu orang mengungsi di tempat-tempat penampungan pemerintah. Minnie Portales dari World Vision memberitahu VOA bahwa banyak orang yang selamat sekarang menghadapi kekurangan pangan dan pemondokan.
Militer menggunakan helikopter-helikopter untuk mendatangkan bantuan dan peralatan berat ke banyak daerah yang terpencil karena pemadaman listrik, kekurangan komunikasi, dan jalan-jalan serta jembatan yang hancur.
Pada tengah hari Rabu waktu setempat, Bopha yang melemah telah bergerak ke Laut Cina Selatan, setelah menghantam kawasan-kawasan resor populer di Filipina Barat.
Topan Bopha, badai terkuat melanda negara itu tahun ini, mencapai daratan pantai timur pulau Mindanao Selasa pagi (4/12) dengan membawa angin berkecepatan lebih dari 200 kilometer per jam yang menumbangkan pohon-pohon dan memutuskan kabel listrik. Banjir menghanyutkan sebuah truk angkatan darat yang penuh tentara dan banyak dari mereka meninggal dunia.
Sekitar 41 ribu penduduk diungsikan ke tempat penampungan pemerintah sebelum topan mencapai daratan. Kira-kira 80 penerbangan dalam negeri telah dibatalkan, sementara kapal-kapal diperintahkan tetap berada di pelabuhan.
Joe Curry, pimpinan Pelayanan Pertolongan Katholik di Filipina, memberitahu VOA bahwa pihak berwenang tampaknya lebih siap menghadapi badai ini dibanding badai tropis Washi tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang.