Palang Merah Filipina mengatakan sedikitnya 21 orang tewas sejak topan kuat menghantam negara kepulauan itu.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Filipina Gwendolyn Pang hari Senin (8/12) mengatakan sedikitnya 18 korban meninggal di pulau Samar di mana Topan Hagupit mencapai daratan hari Sabtu.
Jumlah kematian terakhir itu diumumkan selagi ibukota Manila bersiap-siap menghadapi kedatangan topan yang telah berubah menjadi badai tropis itu hari Selasa sementara badai itu terus bergerak perlahan-lahan melintasi Filipina.
Sekolah-sekolah dan bursa efek ditutup, dan banyak pegawai pemerintah maupun swasta diminta agar tinggal di rumah. Puluhan penerbangan komersial juga dibatalkan.
Badai itu semakin melemah hari Senin setelah mencapai daratan Minggu malam, merobek atap-atap bangunan, dan memutuskan sambungan listrik di seluruh kota-kota pesisir.
Para peramal cuaca mengatakan Hagupit yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan hanya sekitar 10 kilometer per jam kemungkinan memerlukan tiga hari untuk melewati Filipina tengah.
Pihak berwenang Topan Hagupit tampaknya tidak begitu destruktif seperti Topan Haiyan tahun lalu, sebagian berkat operasi besar-besaran yang mengungsikan hampir satu juta orang dari kawasan pesisir dan daerah-daerah yang rawan longsor.
Topan itu diprediksi akan bergerak melintasi sejumlah pulau dan mendekati Manila, ibukota Filipina, Selasa pagi. Walikota Manila Joseph Estrada mengatakan lebih dari 500.000 warga di sebuah perkampungan di pinggir Teluk Manila telah diungsikan. Manila berpenduduk lebih dari 12 juta orang.
Militer dikerahkan ke berbagai pasar swalayan dan jalan utama di daerah-daerah yang dilintasi topan itu guna mencegah penjarahan dan kerusuhan serta untuk membersihkan reruntuhan.