Myanmar dan Bangladesh mengerahkan ribuan sukarelawan dan memerintahkan evakuasi dari daerah dataran rendah pada hari Kamis sementara topan pertama tahun ini di Teluk Benggala mulai mendekat.
Topan Mocha dengan kecepatan angin hingga 145 kilometer per jam
diperkirakan akan mencapai daratan pada hari Minggu di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar, menurut badan meteorologi India.
Badan itu memperkirakan gelombang badai antara 1,5 dan dua meter untuk wilayah pantai dataran rendah, yang di sisi Bangladesh adalah tempat bagi kamp-kamp luas yang menampung ratusan ribu pengungsi Rohingya.
Thar Tin Maung, 60, dipindahkan dari desanya di negara bagian Rakhine Myanmar ke kota Sittwe sebagai persiapan menghadapi badai.
“Karena terletak di pintu masuk sungai, desa kami bahkan tidak bisa menahan badai kecil sekalipun,” katanya kepada AFP. “Akan ada beberapa orang yang tidak bisa keluar dari desa dan saya mengkhawatirkan mereka,” tambahnya.
Ahmadul Haque, direktur Program Kesiapsiagaan Topan Bangladesh, mengatakan mereka telah mengerahkan 8.600 sukarelawan di Cox's Bazar dan 3.400 sukarelawan Rohingya lainnya di kamp-kamp pengungsi. “Kami terutama memperingatkan orang-orang yang tinggal di lereng bukit karena topan akan membawa hujan lebat yang dapat memicu tanah longsor,” katanya kepada AFP.
Bangladesh juga melarang perahu-perahu penangkap ikan menjelajah ke laut dalam. Topan adalah ancaman reguler dan mematikan di pantai Samudra Hindia bagian utara tempat puluhan juta orang tinggal. [lt/uh]