Afghanistan Audit 23 Ribu Kotak Suara Pilpres

Seorang petugas pemilu Afghanistan menghitung suara di sebuah TPS di Jalalabad, Kabul, Afghanistan, 14/6/2014.

Sehubungan dengan Pemilu Afghanistan, hingga Jumat (18/7) sekitar 133 kotak suara dari total 23.000 telah diaudit sejak prosesnya dimulai Kamis (17/7).

Pihak berwenang AS mengatakan Afghanistan dan para pejabat internasional berharap untuk mengaudit 1.000 kotak suara per hari, sementara satu demi satu dari delapan juta suara yang masuk dalam pemilu ulang Afghanistan diperiksa keabsahannya.

Deputi Wakil Khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan Daniel Feldman mengatakan kepada wartawan di Washington hari Jumat bahwa sejauh ini, lebih dari 133 kotak suara dari total 23,000 telah diaudit sejak prosesnya dimulai Kamis.

Feldman mengatakan audit akan dipercepat begitu seluruh pengamat internasional tiba di Kabul. Selain pemantau domestik dan asing, wakil-wakil kandidat presiden Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani, para pejabat PBB, dan perwakilan media juga akan ikut dalam proses itu.

Dalam perjanjian yang dimediasi Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Abdullah dan Ghani menyepakati dilakukannya audit pemilu ulang keseluruhan yang diawasi sepenuhnya oleh PBB dan berkomitmen untuk menghormati hasil akhirnya.

Jutaan rakyat Afghanistan ikut dalam pemilu presiden putaran pertama tanggal 5 April, mengabaikan ancaman kekerasan oleh Taliban sementara para pejabat pemilu mengklaim para pemilih yang hadir lebih banyak dalam pemilu ulang pada tanggal 14 Juni. Abdullah memimpin putaran pertama tetapi ketinggalan dalam pemilu putaran kedua yang dimenangkan Ghani dengan selisih sekitar satu juta suara.

Abdullah menolak hasilnya, menuduh Presiden Hamid Karzai, para pejabat pemilu dan tim kampanye Ghani berkolusi menentangnya untuk memanipulasi suara yang dapat berakhir pada peralihan kekuasaan secara damai untuk pertama kalinya dalam sejarah Afghanistan.