Toyota Minta Maaf Terkait Kasus Bunuh Diri Pekerjanya

Seorang pria berjalan melewati logo Toyota di Tokyo Motor Show, di Tokyo, Jepang, 24 Oktober 2019. (Foto: REUTERS/Edgar Su)

Toyota telah menyelesaikan gugatan yang menyalahkan kerja berlebihan dan pelecehan sebagai penyebab bunuh diri salah satu karyawannya.

Presiden Toyota Motor Corp Akio Toyoda telah meminta maaf kepada keluarga karyawan itu, kata perusahaan mobil Jepang tersebut, Selasa (1/2).

Kompensasi dana terkait penyelesaian kasus itu tidak diungkapkan. Namun, media Jepang, sebelumnya sempat melaporkan bahwa gugatan yang diajukan oleh keluarga pekerja itu menuntut ganti rugi sebesar 123 juta yen ($1,1 juta).

Sang istri mengatakan kepada wartawan bahwa ia merasa suaminya -- yang saat bunuh diri berusia 40 tahun -- memahami gugatan yang diajukannya. Ia juga mengatakan, ia yakin Toyota memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik.

BACA JUGA: Toyota, Honda Menentang Rencana Penerapan Pajak Kendaraan Listrik AS

Toyota berjanji akan menyelidiki kasus tersebut untuk mencegah terulangnya kasus serupa dan meminta maaf atas penderitaan keluarga tersebut.

“Kami sekarang mencoba untuk menciptakan lingkungan tempat kerja yang lebih transparan yang memudahkan orang untuk berbicara, serta manajemen yang bebas dari pelecehan kekuasaan, sehingga setiap karyawan dapat bekerja tanpa rasa takut,'' katanya dalam sebuah pernyataan.

Kematian karena terlalu banyak bekerja dan stres di tempat kerja, termasuk bunuh diri, adalah masalah umum di Jepang yang para pegawainya terkenal gila kerja. Masalah mengenai perilaku bos yang kasar kini juga mendapat perhatian.

Pengadilan Tinggi Nagoya memutuskan pada bulan September kematian karyawan tersebut terkait dengan pekerjaan, dengan menyebutkan bahwa ia menderita stres berat di tempat kerja sebelum bunuh diri pada tahun 2010. Toyota, yang berbasis di kota Toyota, dekat Nagoya, awalnya menentang tuduhan tersebut.

BACA JUGA: Jepang Lirik Komersialisasi Bahan Bakar Hidrogen pada 2030

Pada 2019, Toyota mengakui bahwa kasus bunuh diri seorang teknisinya yang berusia 28 tahun pada 2017 disebabkan oleh pelecehan terus-menerus dari bosnya.

Orang-orang Jepang terkenal sangat setia pada perusahaan mereka. Mereka sering kali mengorbankan kesejahteraan pribadi mereka dan menghabiskan banyak waktu untuk kerja lembur.

Pemerintah menerima 2.835 pengaduan kematian akibat kerja berlebihan, atau karoshi, pada tahun 2020. Kompensasi dibayarkan di lebih dari 800 kasus, termasuk bunuh diri. [ab/uh]